LEMBATA, KOMPAS.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperluas radius bahaya erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Langkah ini menyusul peningkatan aktivitas vulkanik selama dua pekan terakhir.
Baca juga: Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menerangkan, pada periode pengamatan 1-13 Mei 2024 teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal dengan tinggi sekitar 20-750 meter dari puncak.
Terjadi erupsi dengan tinggi 100-900 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga hitam.
"Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati," ujar Wafid melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam
Sejak 11 Mei 2024, teramati aliran lava mengalir ke sektor barat dengan jarak 400 meter dari bibir kawah dan mengalami perluasan jarak pada tanggal 12 Mei 2024 sejauh 1.200 meter dari bibir kawah.
Selain itu, hasil pengamatan kegempaan pada periode 1-7 Mei 2024, terekam 131 kali gempa erupsi, delapan kali gempa guguran, 2171 gempa embusan, 50 kali tremor non-harmonik, 24 kali gempa hybrid, 220 kali gempa vulkanik dangkal, 153 kali gempa vulkanik dalam, dan 9 kali gempa tektonik jauh.
Lalu, pada periode pengamatan 8-13 Mei 2024, terekam 64 kali gempa erupsi, 1801 kali gempa embusan, 33 kali tremor non harmonik, 2 kali gempa hybrid, satu kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik lokal.
"Berdasarkan pemantauan instrumental terkini, aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok masih tinggi sehingga direkomendasikan untuk dilakukan perubahan atau perluasan jarak rekomendasi terutama pada sektor barat," ujar Wafid.
Dia mengimbau masyarakat di sekitar, pendaki, serta warga Desa Amakaka agar tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral barat sejauh 3 kilometer dari pusat aktivitas.
Sementara untuk wilayah sektoral selatan dan tenggara rekomendasi radius bahaya masih sama yakni sejauh tiga kilometer.
Kemudian, masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diimbau agar tidak melakukan aktivitas dalam wilayah radius dua kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.