Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Kompas.com - 08/05/2024, 16:15 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

NATUNA, KOMPAS.com - Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad meminta otoritas di Malaysia untuk melepaskan nelayan tradisional asal Natuna yang ditahan di negara itu.

"Kalau menunggu proses hukumnya kan panjang, jadi kita minta (kepada Malaysia) bisa lah diberikan diskresi (pengecualian) melalui diplomasi," ucap Ansar di Natuna, Rabu (8/5/2024).

Ansar berharap, Malaysia memberikan kelonggaran hukuman terhadap nelayan-nelayan tradisional yang memasuki perairan Malaysia.

Pasalnya, alat tangkap yang digunakan oleh nelayan tidak memberikan dampak kerusakan bagi ekosistem perairan.

"Kita berharap Pemerintah Malaysia tolak angsur-lah, kadang nelayan-nelayan kecil kita ini kurang memahami juga wilayah tangkap," ujar dia.

Baca juga: 2 Nelayan Ditangkap Kapal Patroli Malaysia, Sudah Sepekan Ditahan

Ansar menyebut, saat ini para nelayan yang ditangkap tengah mengikuti proses hukum sesuai dengan aturan dari Pemerintah Malaysia.

Kata dia, Pemerintah Provinsi Kepri sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar Pemerintah pusat mendampingi dan memantau proses hukum para nelayan di Malaysia.

"Kita juga terus berkomunikasi dengan Konjen terkait hal ini," imbuh dia.

Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi Kepri akan terus berupaya untuk mencari jalan terbaik dalam menangani kasus-kasus yang tengah dihadapi oleh para nelayan.

Namun demikian, tetap sesuai dengan wewenang dan aturan yang berlaku.

"Kita harap Pemerintah Malaysia seperti Sarawak Kucing, bisa-lah memberikan pengertiannya dan kita juga akan terus berupaya memberikan pembinaan kepada nelayan kita," tutur dia.

Baca juga: Hilang Kontak 5 Hari akibat Cuaca Buruk, 3 Nelayan Sebatik Hanyut ke Perairan Malaysia

Sebelumnya, tiga kapal nelayan tradisional asal Kabupaten Natuna ditangkap di Perairan Malaysia.

Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda mengatakan delapan nelayan berada di atas tiga kapal yang ditangkap itu.

Ia menyebut kapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan adalah pancing.

Para nelayan diduga ditangkap oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia pada 18 April 2024. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Regional
BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

Regional
PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Regional
Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Regional
Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Regional
Santri Tewas Terseret Arus Sungai Saat Bersihkan Alat Potong Hewan

Santri Tewas Terseret Arus Sungai Saat Bersihkan Alat Potong Hewan

Regional
'Long Weekend', Kunjungan Wisatawan di Magelang Naik 5 Kali Lipat

"Long Weekend", Kunjungan Wisatawan di Magelang Naik 5 Kali Lipat

Regional
Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com