Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Kompas.com - 08/05/2024, 11:25 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebagian wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah menjadi langganan banjir dan rob setiap tahun. Alhasil bencana tahunan ini kerap merendam pemukiman warga hingga menghambat aktivitas mereka. 

Ali-alih menguras biaya besar untuk meninggikan rumah yang tenggelam seiring naiknya permukaan air laut, Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang mengembangkan rumah adaptif bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Demak. 

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) SCU Trihoni Nalesti Dewi mengatakan, upaya ini menjadi solusi yang tepat untuk penanganan banjir jangka panjang.

"Kami sudah melakukan penelitian rumah adaptif bekerja sama dengan Dinperkim Demak. Kami sudah mulai, harapannya bisa memberikan solusi terhadap persoalan banjir di Demak," jelas Dewi, saat ditemui di Kampus Unika Bendan, Selasa (7/5/2024). 

Baca juga: Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD


Baca juga: Banjir Demak, Beban Ekonomi Masyarakat, dan Ancaman Utang...

Pemukiman berwawasan lingkungan dan sosial

Anak-anak di Dukuh Pangkalan, Kelurahan Tugu, Kecamatan Sayung, Demak bermain di antara genangan rob, Selasa (7/5/2024) sore. (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Anak-anak di Dukuh Pangkalan, Kelurahan Tugu, Kecamatan Sayung, Demak bermain di antara genangan rob, Selasa (7/5/2024) sore. (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Apalagi mengingat banjir yang melanda pada Februari 2024 lalu menimbulkan dampak besar dan kerugian hingga ratusan miliar rupiah bagi masyarakat dan infrastruktur setempat. 

Untuk itu, Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset, dan Publikasi SCU Robertus Setiawan Aji menilai strategi mitigasi dan pemulihan yang relevan dengan kondisi Jateng sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Pihaknya sebagai lembaga pendidikan mencoba memberi kontribusi nyata terhadap permasalahan banjir ini dengan merujuk pada konsep eco-settlement atau pemukiman berwawasan lingkungan dan sosial.

"Rumah adaptif tersebut adalah Omah Panggung Hidrolis (Ompalis). Di mana di bagian bawah rumah diberikan hidrolis. Jadi ketika air naik, rumah bisa ditinggikan," kata dia.

Baca juga: Update Banjir Demak: 4 Tanggul Jebol, 72 Desa Terdampak, dan Ribuan Orang Mengungsi

Melalui webinar bertema "Strategi Mitigasi dan Pemulihan Bencana Banjir Pembelajaran dari Jawa Tengah", ia berharap mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap isu lingkungan. 

"Ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk melibatkan peran perempuan dalam mitigasi dan rekonstruksi banjir, pembangunan kota yang berwawasan lingkungan, dan kebutuhan konsumsi yang berkelanjutan serta ramah lingkungan," tambahnya. 

Meski saat ini rumah adaptif baru dikembangkan di Demak, dirinya berharap nantinya wilayah rawan banjir di Jateng dapat ikut menyusul. Termasuk wilayah Grobogan, dan daerah Pesisir Pantura lainnya. 

Baca juga: Keluh Suriyah, Diterjang Banjir Demak Dua Kali, Rumah Kayu Busuk, Kasur Satu-satunya Hanyut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terpeleset Saat Memancing, Dua Pemuda Tewas Tenggelam di Embung

Terpeleset Saat Memancing, Dua Pemuda Tewas Tenggelam di Embung

Regional
Sederet Cerita Saat Hewan Kurban Mengamuk, 'Terbang' ke Atap dan Tendang Panitia

Sederet Cerita Saat Hewan Kurban Mengamuk, "Terbang" ke Atap dan Tendang Panitia

Regional
Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Regional
Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Regional
Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Regional
Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Regional
Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Regional
BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

Regional
PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com