Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Ini Jalur Mudik Rawan Macet dan Minim Penerangan di Kebumen Jawa Tengah

Kompas.com - 05/04/2024, 19:27 WIB
Bayu Apriliano,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Jalur selatan Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah diprediksi menjadi salah satu jalur yang banyak dilintasi oleh para pemudik tahun ini.

Diperkirakan akan ada lonjakan sekitar 57 persen pemudik dibanding tahun lalu.

Jalur ini pun dipastikan siap untuk dilalui arus mudik 2024. Meski demikian, ada sejumlah titik rawan macet dan minim penerangan jalan.

Baca juga: Skenario One Way di Tol Kalikangkung Diundur, Mengapa?

Kasatlantas Polres Kebumen AKP Koyim Maturrohman menjelaskan, selain adanya jalur utama yang memiliki panjang 60 kilometer, pihak terkait juga sudah menyediakan jalur lainnya yang dapat dilintasi pada saat arus mudik 2024, yakni Jalan Lingkar Selatan-Selatan (JLLS) sepanjang 41 kilometer dan juga Jalan Deandels atau jalan lingkar selatan sepanjang 39 kilometer.

Di sepanjang Jalan Deandels dan JLSS ini juga masih minim penerangan jalan, sehingga harus harus diwaspadai bagi pemudik yang melintas di malam hari.

"Kondisi jalan di jalan nasional kami pastikan aman dan jalur JLSS juga sama halus. Akan tetapi di jalur Deandels dan JLSS sedikit ada kendala yaitu kurangnya penerangan. Maka dari itu pemudik yang hendak melintas untuk dipersiapkan apabila malam hari lampunya untuk dicek kembali sebelum berangkat," ujarnya, Jumat (5/4/2024).

Baca juga: Mulai Hari ini Kendaraan Sumbu Tiga Dilarang Melintas di Jalan Alteri dan Tol Jateng


Baca juga: Pemudik Diminta Hati-hati, Berikut Titik Rawan Kecelakaan di Pantura Kendal

Kondisi jalan berlubang

Perbaikan Jalan Ayah-Jladri di Kabupaten Kebumen, Jawa TengahKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Perbaikan Jalan Ayah-Jladri di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

Meskipun sudah siap untuk dilalui pada saat arus mudik nanti, ada sejumlah catatan yakni masih banyak kondisi jalan yang berlubang dan juga ada proses pengecoran ataupun perbaikan di Daendels.

Masyarakat yang melintas jalur alternatif ini harus waspada jika akan melintasi jalur mudik tersebut.

"Dan kami informasikan kepada masyarakat yang ingin melewati jalur Daendels untuk berhati-hati, dikarenakan jalur masih mengombak, artinya bahwa di jalur tersebut ada 3 titik yang masih dalam perbaikan," jelas dia.

Baca juga: Ramai Perbincangan soal Daendels, Berikut Sejarah Jalan Anyer-Panarukan

Selain itu terdapat juga sejumlah titik rawan kemacetan terutama di jalur utama yakni di wilayah Kecamatan Karanganyar, di mana terdapat perlintasan rel kereta api dan juga aktivitas pasar.

Sejumlah pasar yang berpotensi macet di antaranya seperti di Pasar Gombong, Karanganyar, Sruweng dan juga Kutowinangun.

"Untuk titik kemacetan kami laporkan di jalan nasional terdapat trouble spot di Kecamaatan Karanganyar, yang biasanya kereta melintas sehari sebanyak 98 kereta, akan tetapi di musim mudik lebaran ini sehari sampai dengan 124 kereta melintas. Untuk pasar ada beberapa tapi tidak begitu crowded untuk pasar tumpahnya," ungkapnya.

Peningkatan jumlah pemudik 2024

Pemudik motor melintasi pos Tanjungpura, arteri Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024)KOMPAS.COM/FARIDA Pemudik motor melintasi pos Tanjungpura, arteri Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024)

Koyim menyebutkan, diprediksi akan terjadi peningkatan pemudik pada 2024 yakni sekitar 193.6 juta pengendara yang melintasi jalur tersebut.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada para pemudik untuk memastikan kendaraan dalam kendaraan prima serta bahan bakar yang cukup agar lancar pada saat melaksanakan arus mudik 2024.

Halaman:


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com