Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis di Kupang Mengaku Dianiaya Polisi Saat Demonstrasi, Kapolres Membantah

Kompas.com - 05/04/2024, 15:02 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Hemax Rihi Herewila, aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (Bemnus) wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga dianiaya oleh aparat Kepolisian Resor Kupang Kota.

Aksi penganiayaan yang terjadi di depan Kantor Pengadilan Negeri Kupang tersebut, sempat terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Baca juga: Penganiayaan Disabilitas Netra di NTT, Korban Minta Pelaku Ditahan

Dalam video yang beredar, tampak seorang pria dipukuli berulang kali lalu diseret menuju jalan raya. Sejumlah polisi yang berseragam lengkap pun beramai-ramai memukulnya.

Pengakuan korban

Hemax menuturkan, kejadian itu bermula ketika dirinya bersama sejumlah mahasiswa menggelar unjuk rasa di Pengadilan Negeri (PN) Kupang pada Kamis (4/4/2024).

Untuk rasa itu terkait dengan sidang putusan enam terdakwa kasus pembunuhan Roy Herman Bole pada September 2023 lalu.

Baca juga: Siswa SMA di NTT Diduga Aniaya Pria Disabilitas

Dia mengaku, sidang saat itu berbeda dengan sebelumnya karena gerbang pintu Pengadilan Negeri Kupang sudah ditutup oleh polisi.

"Padahal, biasanya kami diizinkan masuk untuk menyaksikan sidang secara langsung. Karena itu, kami terpakasa masuk dengan dengan melompat pagar karena memang pintu masuk sudah ditutup," ungkap Hemax saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (5/4/2024).

Baca juga: Mahasiswa di NTT Kabur Setahun Lebih Usai Aniaya Orang

Menurut Hemax, saat itu dirinya masih berada di atas pagar. Tak lama kemudian, dia ditarik paksa oleh sejumlah oknum polisi sampai terjatuh ke dalam halaman Pengadilan Negeri Kupang.

Ketika itu juga polisi langsung menganiayanya.

"Secara spontan saya katakan untuk turunkan bendera karena ini sebagai bentuk matinya keadilan di NTT, tetapi saya tidak katakan untuk potong tali bendera dan yang aniaya saya itu sekitar 20-an polisi ," kata dia.

Akibat penganiayaan itu, Hemax mengalami luka robek pada bagian mata kanannya dan sejumlah luka robek di sekujur tubuhnya.

Untuk memastikan lebih lanjut masih menunggu hasil visum dan rontgen dari Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uli Kupang.

Dia mengaku, sudah melaporkan kejadian itu ke Polres Kupang Kota dan Polda NTT. Dia berharap, kasusnya bisa ditindaklanjuti.

Baca juga: Pilu Emy Aghnia, Pengasuh yang Dikenal Bersikap Baik Ternyata Tega Aniaya Anaknya

Kapolres membantah

Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Kupang Kota, Komisaris Besar Polisi Aldinan Manurung, membantah anggotanya menganiaya Hemax.

"Tidak ada itu, mana ada di video, itu tidak ada pemukulan," ujar Aldinan.

Menurutnya hal itu sebenarnya bukan pengeroyokan tetapi Hemax terjatuh saat melompat pagar.

Dia mengatakan, Hemax berorasi dengan mengatakan akan merobek bendera merah putih.

Sehingga anggotanya lalu mengamankan Hemax ke Polres Kupang Kota. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com