Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dosen Unram Saat Gempa M 7,4 di Taiwan: Syok, Lebih Besar dari Gempa Lombok 2018

Kompas.com - 04/04/2024, 13:38 WIB
Karnia Septia,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Doen Universitas Mataram (Unram) Ismah Rustam yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Taipei Taiwan menceritakan pengalamannya saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Taiwan, Rabu (3/4/2024) pukul 07.58 waktu setempat. 

Ismah Rustam, merupakan mahasiswa S3 di National Cheng Chi University untuk International Doctoral Program in Asia-Pacific Studies.

Baca juga: Korban Gempa Taiwan Capai 1.050 Orang, 52 Lainnya Masih Hilang

Saat gempa terjadi dia dan keluarganya sedang berada di apartemen di kawasan Taipei, Taiwan. 

Ismah mengaku sempat syok karena guncangan gempa bumi yang dirasakan sangat besar dan berdurasi cukup lama. 

"Bagi kami WNI ini yang agak syok karena gempanya sangat besar banget yang kemaren pagi jam 7.58 itu benar-benar bikin syok karena gede 7,4 magnitudo," kata Ismah dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (4/4/2024). 

Baca juga: Gempa Dahsyat Taiwan: 9 Orang Tewas, 900 Terluka, 50 Pekerja Masih Hilang

Ismah menceritakan, saat gempa terjadi, dia sedang tertidur. Ia pun lalu membangunkan suaminya karena guncangan gempa yang dirasakan tidak kunjung berhenti. 

Ismah lalu bergegas menyiapkan tas, memasukkan ponsel, paspor, laptop dan barang-barang penting lainnya. 

"Kemudian kita kemas dan kita turun ke bawah mencoba mencari tanah lapang seperti yang kita lakukan di Indonesia. Ternyata sampai di ebawah nggak ada yang melakukan itu, cuma kita. Jadi warga lokal itu lebih memilih untuk stay di dalam apartemen karena mereka percaya dengan bangunan yang kokoh ini sehingga tempat yang paling aman di apartemen bukan di luar," kata Ismah. 

Baca juga: Fakta Gempa Taiwan, Terkuat dalam 25 Tahun Terakhir

Gempa susulan

Setelah gempa magnitudo 7,4 yang terpusat di Hualien Taiwan, hingga saat ini warga masih terus merasakan gempa susulan. 

"Karena saya tinggal di Taipei sampai hari ini masih merasakan goyangan terutama tadi jam 06.50 itu lumayan lama goyangan gempanya tapi saya belum ngecek berapa skala richter," kata Ismah yang juga merupakan dosen Hubungan Internasional di Universitas Mataram. 

Ismah menyebutkan, dampak kerusakan gempa bumi yang terparah terjadi di pusat gempa yaitu di Hualien. Sementara di Taipei kerusakan tidak terlalu signifikan. 

"Kerusakan cuma di kota Hualien yang menjadi episenter pusat gempanya. Terakhir saya lihat ada 9 korban jiwa, ada dua gedung yang roboh/miring dan sekitar 1.000 orang yang luka-luka dan 700 an yang terjebak tapi kondisinya selamat. Yang meninggal update tadi malam ada 9," sebut Ismah. 

Baca juga: Kemenlu Pantau Kondisi WNI di Taiwan Usai Gempa Berkekuatan M 7,2


 

Sampai saat ini jumlah korban luka-luka masih terus bertambah. 

Layanan MRT juga sempat dihentikan akibat guncangan gempa yang cukup kencang. 

Saat ini beberapa aktivitas perkantoran dan sekolah di kawasan Hualien diliburkan. Sementara di Taipei aktivitas perkantoran maupun sekolah tetap berjalan seperti biasa. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Digigit Anjing, 2 Warga Sikka Dilarikan ke Larantuka karena Kosongnya Vaksin Antirabies

Regional
Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Preman Pemalak Sopir Truk di Lampung Ditangkap, Korban Diadang dan Dianiaya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com