Salin Artikel

Cerita Dosen Unram Saat Gempa M 7,4 di Taiwan: Syok, Lebih Besar dari Gempa Lombok 2018

Ismah Rustam, merupakan mahasiswa S3 di National Cheng Chi University untuk International Doctoral Program in Asia-Pacific Studies.

Saat gempa terjadi dia dan keluarganya sedang berada di apartemen di kawasan Taipei, Taiwan. 

Ismah mengaku sempat syok karena guncangan gempa bumi yang dirasakan sangat besar dan berdurasi cukup lama. 

"Bagi kami WNI ini yang agak syok karena gempanya sangat besar banget yang kemaren pagi jam 7.58 itu benar-benar bikin syok karena gede 7,4 magnitudo," kata Ismah dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (4/4/2024). 

Ismah menceritakan, saat gempa terjadi, dia sedang tertidur. Ia pun lalu membangunkan suaminya karena guncangan gempa yang dirasakan tidak kunjung berhenti. 

Ismah lalu bergegas menyiapkan tas, memasukkan ponsel, paspor, laptop dan barang-barang penting lainnya. 

"Kemudian kita kemas dan kita turun ke bawah mencoba mencari tanah lapang seperti yang kita lakukan di Indonesia. Ternyata sampai di ebawah nggak ada yang melakukan itu, cuma kita. Jadi warga lokal itu lebih memilih untuk stay di dalam apartemen karena mereka percaya dengan bangunan yang kokoh ini sehingga tempat yang paling aman di apartemen bukan di luar," kata Ismah. 

Gempa susulan

Setelah gempa magnitudo 7,4 yang terpusat di Hualien Taiwan, hingga saat ini warga masih terus merasakan gempa susulan. 

"Karena saya tinggal di Taipei sampai hari ini masih merasakan goyangan terutama tadi jam 06.50 itu lumayan lama goyangan gempanya tapi saya belum ngecek berapa skala richter," kata Ismah yang juga merupakan dosen Hubungan Internasional di Universitas Mataram. 

Ismah menyebutkan, dampak kerusakan gempa bumi yang terparah terjadi di pusat gempa yaitu di Hualien. Sementara di Taipei kerusakan tidak terlalu signifikan. 

"Kerusakan cuma di kota Hualien yang menjadi episenter pusat gempanya. Terakhir saya lihat ada 9 korban jiwa, ada dua gedung yang roboh/miring dan sekitar 1.000 orang yang luka-luka dan 700 an yang terjebak tapi kondisinya selamat. Yang meninggal update tadi malam ada 9," sebut Ismah. 

Sampai saat ini jumlah korban luka-luka masih terus bertambah. 

Layanan MRT juga sempat dihentikan akibat guncangan gempa yang cukup kencang. 

Saat ini beberapa aktivitas perkantoran dan sekolah di kawasan Hualien diliburkan. Sementara di Taipei aktivitas perkantoran maupun sekolah tetap berjalan seperti biasa. 

Lebih besar dari gempa Lombok

Ismah mengatakan gempa bumi yang dirasakan di Taiwan dengan magnitudo 7,4 merupakan gempa bumi yang paling besar yang pernah dirasakannya.

Guncangan gempa ini lebih besar dari gempa bumi yang ia rasakan di Lombok 2018 lalu. 

"Itu memang durasinya lama di pagi hari ketika orang berangkat kerja, kalau kita yang muslim baru tidur karena habis shalat subuh kita tidur lagi termasuk saya juga. Aduh itu Masya Allah luar biasa. Saya sendiri ini gempa terbesar yang pernah saya rasakan karena dulu 2018 pernah merasakan gempa Lombok 7,0 dan ini jauh lebih besar," kata Ismah. 

Durasi gempa bumi juga dirasakan cukup lama oleh warga. 

"Banyak perbedaan durasinya jauh lebih lama dibandingkan gempa Lombok, kalau dulu gempa Lombok itu besar juga tapi tidak selama ini. Kalau ini durasinya lama ya. Jadi saya sampai membangunkan suami saya ini kok enggak berhenti berhenti gempanya," Kata Ismah. 

Ismah mengaku trauma akan guncangan gempa bumi yang pernah dirasakan, terlebih guncangan gempa susulan masih terjadi hingga saat ini di Taipei Taiwan tempatnya tinggal. 

"Gempa susulan itu aduh bikin deg-degan, enggak bisa tidur, panik. Betul masih trauma gempa Lombok," tutupnya. 

https://regional.kompas.com/read/2024/04/04/133855878/cerita-dosen-unram-saat-gempa-m-74-di-taiwan-syok-lebih-besar-dari-gempa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke