Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lebaran, Penjual Roti Kering Rumahan di Semarang Banjir Pesanan

Kompas.com - 03/04/2024, 11:19 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Momen Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi produsen kue kering. Salah satunya adalah Niken, produsen kue asal Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa Tengah (Jateng)

Jelang Lebaran Idul Fitri, pesanan kue kering buatan perempuan dengan nama lengkap Niken Yuniawati itu banjir pesanan meski usahanya masih kelas rumahan.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan, owner produsen roti "Ken" itu dibantu empat karyawannya. Dalam sehari, dia mampu memproduksi kue kering hingga tiga puluh toples.

Baca juga: H-7 Lebaran, Warga Purworejo Datangi Bank Jateng Sejak Subuh untuk Tukar Uang Baru

"Kalau momen mendekati Lebaran ini, saya bisa mempekerjakan saudara-saudara dan tetangga saya, gitu," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/4/2024).

Dia menjelaskan, sampai saat ini warga yang pesan roti buatannya sudah mencapai 600 toples. Pesannya naik secara signifikan jelang lebaran.

"Alhamdulillah lebaran ini masuk hampir 600 toples," kata dia.

Ada sembilan jenis kue kering yang sudah dia produksi antara lain nastar, kastengel, sagu keju, putri salju, lidah kucing, semprit, kue kacang, choco chip dan cokelat corn flakes.

Selain itu, dia juga melayani hampers atau bingkisanberisi kue kering masing-masing dua toples kue. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 85.000 per hampers, atau tergantung isi dari hampers.

"Tahun ini, ada hampers isi dua. Misalnya isi dari hampers nastar dan choco chip, atau nastar dan lidah kucing, itu saya jualnya Rp 85.000 sudah berbentuk hampers," ujarnya.

Untuk satu toples kue kering ukuran 200 gram dia jual mulai Rp 32.500 hingga Rp 42.500. Sementara kue kering ukuran 500 gram dibanderol mulai Rp 65.000 hingga Rp 85.000.

Selain itu, toples tabung ukuran 600 ml kisaran Rp 50.000 hingga Rp 60.000 dan toples tabung ukuran 800 ml kisaran Rp 60.000 sampai dengan Rp 75.000.

Niken memprediksi permintaan kue kering semakin banyak yakni pada H-7 lebaran melalui online jika mengacu di tahun-tahun sebelumnya.

"Biasanya lebaran kurang 1 minggu, permintaan dari online banyak sekali," ucapnya.

Niken berharap usaha yang dirintisnya bisa berkembang pesat dan bisa membeli oven lagi. Hal itu penting baginya karena bisa membantu saudara dan tetangganya bisa bekerja di tempatnya.

"Harapannya ya lebih maju dan bisa dikenal banyak orang lagi. Ketika banyak orderan, pasti saya berbagi sesama misalnya bisa mempekerjakan saudara-saudara dan tetangga saya lebih banyak lagi," ungkap Niken.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Regional
Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com