Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengungsi Banjir Semarang Hanya Andalkan Mi Instan dan Telur untuk "Survive"

Kompas.com - 19/03/2024, 18:33 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pengungsi banjir di Kelurahan Trimulyo, Kota Semarang, Jawa Tengah mengeluhkan perabotan dan barang elektronik mereka yang rusak akibat ketinggian banjir di luar dugaan.

Mereka juga harus bertahan hidup dengan mengandalkan mi instan dan telur hingga Selasa (19/3/2024).

Pantauan Kompas.com, Kelurahan Trimulyo masih dikepung banjir dengan ketinggian 40-100 sentimeter. Oleh karena itu, sebagian warga yang terdampak memilih untuk mengungsi.

Baca juga: Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan

Masjid Jami' Baitul Mannan di sebelah SDN Trimulyo 01 menjadi tempat pengungsian bagi lebih dari 60 warga dari 23 KK di RW 02 dan sekitarnya. 

"Ini banyak yang kecolongan rusak, kasur, elektronik, tahun kemarin barang-barang ditaruh di tempat tinggi, sekarang tambah tinggi banjirnya jadi tenggelam. Kulkas, mesin cuci, lemari roboh, baju-baju kena semua," keluh Sulis, warga setempat saat ditemui di lokasi pengungsian, Selasa (19/3/2024). 

Menurutnya, banjir kali ini jauh lebih parah ketimbang tahun lalu.

Pasalnya dia dan warga lainya telah berupaya mengamankan barang berharga dan perabotan rumah, tapi akhirnya tetap tenggelam karena banjir sangat tinggi.

"Hari Jumat banjir di jalan kampung seleher orang dewasa, kalau di rumah sedada. Udah langganan ngungsi sekeluarga di sini tiap tahun. ini bertiga sama anak," lanjutnya.

Baca juga: Tinggal 2 Kelurahan di Kota Semarang yang Masih Kebanjiran, Mana Saja?


Baca juga: Jalan Protokol Kebanjiran, Ekonomi Demak Terancam Lumpuh

Banjir masih belum surut

Suasana banjir dan pengungsian di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Selasa (19/3/2024).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Suasana banjir dan pengungsian di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Selasa (19/3/2024).

Khoiriyah, pengungsi lainnya juga mengeluhkan hal serupa.

Dia belum bisa membereskan sisa banjir lantaran genangan air di rumahnya masih setinggi 30 sentimeter.

"Biasanya paling lama 4-5 hari, ini udah hampir seminggu lambat banget surutnya. Lebih tinggi dari sebelumnya juga, jadi banyak korban elektronik di rumah," katanya lagi.

Baca juga: Soal Banjir di Jawa Tengah, Modifikasi Cuaca Diperpanjang, Tanggul Jebol di Demak Mulai Digarap

Saat banjir masih tinggi, dia harus menumpang tetangga yang memiliki rumah tinggi atau berlantai dua untuk sekadar buang air. Pasalnya banjir juga merendam masjid di lantai bawah.

Kendati telah perlahan surut, sekitar 60 pengungsi masih belum bisa kembali karena belum bisa membersihkan perabotan yang rusak dan terdampak banjir.

"Kamar mandi masih mampet, belum bisa bersih-bersih dan cuci pakaian di rumah," beber Sulis. 

Baca juga: Banjir di Kaligawe Semarang Surut, Pengendara Roda Dua Mulai Banyak yang Melintas

Halaman:


Terkini Lainnya

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com