Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Aktor Tambang Emas Ilegal di Taman Nasional

Kompas.com - 13/03/2024, 14:11 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAMBI,KOMPAS.com –Mobil membawa lima penumpang merayap di siang yang terik.

Tangisan anak-anak pecah ketika mobil berhenti di turunan tajam dan sebelah kirinya jurang curam. Puluhan kendaraan mematikan mesin, tak bergerak.

Selama lima jam, walau malam telah menelan siang jalan nasional Bangko-Kerinci itu masih macet.

Surya sopir travel Kerinci-Tebo turun dari mobil, kemudian berjalan menuruni punggung bukit untuk membeli air dan makanan.

Penumpang anak-anak dan balita sudah berjam-jam terjebak kemacetan. Mereka haus dan kelaparan.

“Saya kasihan sama penumpang. Ada bayi yang nangis terus. Mereka kelaparan dan kehabisan air,” kata Surya saat menceritakan peristiwa pemblokiran jalan di Desa Tiga Alur, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Jambi, Sabtu (9/12/2023).

 Baca juga: Rumah Penampungan Emas Tambang Ilegal di Sanggau Kalbar Digerebek

Ratusan warga dari berbagai desa di Kecamatan Pangkalan Jambu, menutup jalan Bangko-Kerinci pada pukul 11.00 WIB, Selasa (12/9/2023), karena marah lantaran polisi menangkap lima orang pekerja tambang emas ilegal di Sungai Penetai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Warga yang marah tidak mengizinkan satu kendaraan pun melintas, termasuk ambulans, mobil pengangkut BBM bahkan logistik. Penutupan jalan dengan meja kayu dan bangku panjang.

Sore harinya, warga Desa Tamiai, bagian dari masyarakat adat Muaro Langkap turut memblokade jalan.

Mereka mendukung polisi agar tidak membebaskan tersangka penambang emas ilegal di hutan adat, yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Perundingan pemerintah, polisi, pemangku adat dan warga pun ada hasil. Pemblokiran jalan akhirnya dibuka warga, menjelang tengah malam.

Sehari berselang giliran emak-emak yang menutup jalan. Mereka ini para isteri dan keluarga, yang suaminya ditangkap polisi.

Dalam aksi yang didominasi emak-emak menuntut agar kelima tersangka segera dibebaskan.

 Baca juga: Mengungkap Fakta Konflik Gajah dan Manusia di Jambi Berujung Amuk Massa

Penutupan jalan dilakukan pada Kamis (14/9/2023) pukul 10.00 WIB. Satu-satunya jalan dari dan menuju Kerinci dan Sungaipenuh kembali lumpuh total.

Namun Polres Kerinci tak goyah, mereka tetap melakukan proses hukum terhadap lima orang tersangka.

Bukan perkara mudah menangkap tersangka penambang emas ilegal. Puluhan aparat bersenjata lengkap, harus berjalan dua sampai tiga hari menuju lokasi yakni hulu Sungai Penetai, jantung TNKS.

Mereka berjalan sepanjang malam tanpa henti, naik dan turun bukit terjal.

“Informasi operasi aparat gabungan sudah bocor. Mereka yang ditangkap tidak mengira, kami tiba di lokasi dengan cepat. Kami berjalan sepanjang malam, tanpa istirahat,” kata mantan Kasat Reskrim Polres Kerinci, AKP Edi Mardi ketika berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com