Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Aktor Tambang Emas Ilegal di Taman Nasional

Kompas.com - 13/03/2024, 14:11 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Sementara itu, Kayo--bukan nama sebenarnya--pekerja yang mengangkut galon minyak solar ke lokasi tambang emas ilegal di hulu Sungai Penetai.

Ia menceritakan berangkat sebelum fajar dari Dusun Serpih, Desa Muara Hemat, galon-galon berisi minyak solar sudah siap dibawa ke lokasi tambang.

Dalam sekali angkut, Kayo bisa membawa tiga galon. Masing-masing galon berukuran 30 kilogram. Galon disusun di punggung sampai di atas kepala.

Beban berat di pundak, tak menyurutkan langkah pria 45 tahun untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Dia harus berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer melewati jalur setapak, menembus hutan dan menyeberangi sungai.

Dari titik pengangkutan Dusun Serpih sampai ke lokasi tambang emas ilegal, upah angkut mencapai Rp 750.000 per jeriken. Dalam satu kali angkut, dia bisa mengantongi duit bersih dua juta rupiah.

“Saya sekarang berhenti total (angkut minyak), di jalur angkut minyak sampai ke lokasi tambang ramai sekali seperti pasar. Di lokasi bisa sampai ratusan orang,” kata Kayo menceritakan kembali tentang pekerjaannya itu pada 12 Desember 2023.

 Baca juga: 2.000 Batang Kayu Putih Ditanam di Lahan Bekas Tambang Ilegal

Teramat sukar masuk ke lokasi tambang emas ilegal. Para penambang sangat anti dengan orang luar. Sistem antar minyaknya pakai surat delivery order.

“Sampai di lokasi kita harus minta stempel untuk bukti kalau minyak yang kita bawa sudah sampai,” kata Kayo.

Setelah mendapatkan stempel maka dia menemui tangan kanan pemodal, untuk meminta bayaran.

Hampir setahun bekerja menjadi pengangkut minyak solar, Kayo mengaku tangan kanan pemodal berganti-ganti.

Tetapi pemodal utamanya tak berubah yakni Sondes. Dia juga orang pertama yang membuka tambang emas ilegal di hulu Sungai Penetai. Dia mulai merintis jalan ke lokasi tersebut, sejak 2014.

Seorang dari masyarakat adat Muaro Langkap tengah menyaksikan aktivitas penambangan emas ilegal dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, awal Februari laluDok Masyarakat Adat Muaro Langkap Seorang dari masyarakat adat Muaro Langkap tengah menyaksikan aktivitas penambangan emas ilegal dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, awal Februari lalu

Informasi terkait pemodal dan pemilik alat berat diperoleh Kayo dari rekannya yakni pemuda-pemuda Perentak, Kecamatan Pangkalan Jambu.

Menurut dia, 80 persen pengangkut minyak untuk tambang emas di kawasan TNKS adalah pemuda, yang berasal dari Desa Perentak dan sekitarnya.

Warga daerah ini, banyak yang bekerja sebagai tukang box atau orang yang bekerja memisahkan emas dari pasir dan batu. Selanjutnya menjadi tukang langsir minyak, dan orang yang mendulang.

 Baca juga: Timnas Anies-Muhaimin Dorong Penegak Hukum Usut Aliran Dana Tambang Ilegal untuk Kampanye

Hal senada disampaikan mantan pemodal kecil-kecilan tambang emas ilegal, NT. Dia urung berburu emas karena selalu buntung. Bermain emas dengan modal cekak membuatnya kelimpungan.

Awalnya dia harus menyewa alat berat dengan harga beragam mulai dari Rp 150 juta.

Kemudian harus mencari pekerja yakni mandor, operator, pelangsir minyak solar dan tukang box. Minimal setiap satu alat berat yang beraktivitas harus ada 10 pekerja.

Tukang box ini memang kerjanya membutuhkan banyak orang. Lantaran memisahkan emas dari pasir, batu dan tanah.

Butiran emas kemudian dibakar untuk dibentuk menjadi bongkahan kecil. Baru kemudian ditimbang dan dijual ke penadah.

“Sondes ini seolah pemilik lokasi tambang. Setiap pemodal yang mau kerja di lokasi, harus bayar upeti sama dia. Setor uang keamanan, jadi kalau ada razia dapat bocoran,” kata NT.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com