SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah memastikan stok beras di Jateng terbilang aman karena pada Maret 2024, Jateng, mengalami surplus beras hingga 220.000 ton.
Kepala Dishanpan Jateng Dyah Lukisari menjelaskan, produksi beras di Jateng pada Maret mencapai 560.000 ton, sedangkan kebutuhan masyarakat 340.000 ton per bulannya.
Baca juga: Harga Beras Mahal, Omzet Pedagang Singkong di Lebak Melonjak Tajam
"Bulan Maret ini panennya sudah meningkat cukup drastis. Kemarin Januari Februari itu panen ada, tapi masih sedikit jadi masih defisit. Tapi yang Maret ini sudah surplus," jelas Dyah melalui sambungan telepon, Kamis (7/3/2024).
Kendati harga beras masih terbilang tinggi, Dyah memastikan, kondisi akan membaik bersamaan dengan panen raya yang telah dimulai Maret hingga April 2024.
Menurut perhitungan metode survei Kerangka Sampel Area (KSA), produksi gabah pada masa panen Maret 2024 mencapai 980.000 ton, setara dengan 560.000 ton beras.
"Rata-rata kebutuhan masyarakan kita dari tahun ke tahun kisarannya sekitar 340.000 ton per bulan. Kita masih bisa surplus 220.000 ton ini di bulan Maret," tegasnya.
Puncak panen raya pada April 2024 diprediksi mampu menghasilkan produksi gabah semakin meningkat. Yakni mencapai 1,5 juta ton, setara dengan 870 ton beras.
"Panen puncaknya di bulan April kira-kira produksinya ada 1,5 juta ton. Kalau dikonversi ke beras ada 870.000 ton, jadi semakin tercukupi," imbuhnya.
Lebih lanjut, bencana banjir yang menyebabkan gagal panen di Demak dan Grobogan tidak begitu memengaruhi jumlah produksi karena ketersediaan untuk masyarakat memadai.
"Saya kira itu (banjir) tetap ada pengaruhnya tapi masih tetap bisa tercukupi, dan kalau kita lihat harga beras sekarang pun mulai turun. Dimana harga beras yang ada di Jateng rata2 sekarang ditingkat produsen sudah diangka 13.700 per kilogram untuk beras medium," bebernya.
Baca juga: Upaya Bulog Stabilkan Harga Beras di Sumbawa
Saat ini harga beras di pasaran dijual sekitar Rp 14.500 per kilogram. Harga tersebut sudah banyak menurun ketimbang sebelumnya sampai Rp 16.000 per kilogram.
Kendati demikian, harga itu akan terus ditekan oleh pemerintah karena masih di atas harga acuan pemerintah (HAP) Rp 12.000, yakni melalui program subsidi harga.
"Harga beras perhitungannya mengacu ketentuan di Pergub tentang subsidi harga kira-kira nanti dijual dengan Rp 12.500 per kilogram lalu gula dijual harga Rp 16.000," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.