Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Nakes Layani Warga di Kampung Perbatasan Papua Nugini, Jalan Kaki sampai 7 Jam

Kompas.com - 05/03/2024, 17:22 WIB
Roberthus Yewen,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KEEROM, KOMPAS.com- Tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Milki, Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Papua harus berjuang demi melayani masyarakat di pelosok-pelosok kampung.

Salah satu wilayah yang harus mereka jangkau adalah di Kampung Lules, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua. Kampung tersebut berbatasan langsung dengan Papua Nugini (PNG).

Baca juga: Tim Medis di Tambrauw Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai demi Berikan Layanan Kesehatan

Namun untuk menuju ke lokasi tersebut, tim medis terkendala kondisi wilayah yang sulit dijangkau.

Kepala Puskesmas Milki Markus Hisage mengungkapkan bahwa petugas medis terkadang berjalan kaki selama enam sampai tujuh jam dari Kampung Terfones menuju ke Kampung Lules. Hal itu lantaran akses jalan menuju ke Kampung Lules tidak bisa dilewati.

Baca juga: Kritik Keluarga KPPS yang Meninggal Dunia, Usulkan Perlunya Tenaga Medis di TPS

Tenaga medis yang biasanya terdiri dari kepala Puskesmas, empat bidan, dan satu perawat memberikan pelayananan kesehatan secara keliling, beberapa kali dalam satu bulan.

“Jika ada mobil biasanya petugas medis numpang ke Kampung Lules dari Kampung Terfones untuk pelayanan kesehatan. Kalau tidak ada mobil, maka harus jalan kaki ke sana,” ungkap Milki saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Tren Layanan Perawat Medis ke Rumah

“Kalau jalan kaki sekali pergi bisa 6-7 jam, sehingga pulang pergi bisa 12-14 jam perjalanan,” lanjutnya.

Markus mengatakan, pelayanan kesehatan yang dilakukan di Kampung Lules meliputi Posyandu bagi ibu dan bayi, serta pemeriksaan kesehatan lainnya.

Dia menjelaskan, Kampung Lules berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Keerom dan Kabupaten Pegunungan Bintang. Kampung ini juga berbatasan dengan Papua Nugini.

Plh Tata Usaha Puskesmas Milki, Idris Kaipman mengatakan, perjalanan dari Terfones ke Lules harus melewati pegunungan.

Hal ini sangat menyulitkan tenaga medis yang hendak pelayanan kesehatan ke Kampung Lules.

"Tenaga medis kadang khawatir, sebab jalan yang masih penuh berbatuan dan sebagian besar masih tanah kosong. Kalau hujan biasanya licin dan mobil tidak bisa melewatinya," lanjutnya.

Alumnus Poltekkes Jayapura ini menyampaikan, jika hujan dan jalan licin, maka tenaga medis harus berjalan kaki, sambil membawa peralatan medis dan obat-obatan.

"Untuk bekal dalam perjalan, biasa kami bawa botol minuman, cemilan dan makanan untuk perjalanan saat pelayanan kesehatan ke Lules," ucap Idris.

Baca juga: Polda Papua Barat Terjunkan Tim Medis Periksa Kesehatan Petugas KPPS

Idris menyatakan, kehadiran tenaga medis di Kampung Lules biasanya disambut dengan sukacita oleh masyarakat setempat.

"Masyarakat senang dan terharu serta bangga ada pelayanan kesehatan yg kontinyu dan langsung ke kampung-kampung," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com