FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level III siaga ke level II waspada pada Jumat (1/3/2024) pukul 19.00 Wita.
Penurunan status ini berdasarkan hasil evaluasi aktivitas Gunung Lewotobi pada periode 22-29 Februari 2024.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menjelaskan, berdasarkan pengamatan visual pada periode ini, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Baca juga: Tidak Ada Pergeseran TPS untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 10-50 meter dari puncak.
Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara sekitar 20-30 derajat celsius.
"Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati," ujar Hendra dalam keterangannya, Jumat malam.
Baca juga: Rawan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi, 203 Warga Desa Klantanlo NTT Masih Mengungsi
Dia mengungkapkan, dari data pengukuran drone, didapatkan jarak aliran lava yang diukur dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ke arah timur laut pada tanggal 3 Februari 2024 sejauh 4.170 meter.
Kemudian, tanggal 20 Februari 2024 sejauh 4.290 meter, dan pada 29 Februari 2024 sejauh 4.320 meter.
Jenis gempa yang terekam selama periode ini, yaitu 10 kali gempa guguran, 36 kali gempa embusan, 3 kali gempa harmonik, 13 kali gempa low frequency.
26 gempa hybrid atau fase banyak, 3 kali gempa vulkanik dalam, 6 kali gempa tektonik lokal, dan 32 kali tektonik jauh.
Pengamatan secara visual pada periode 22-29 Februari 2024 menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki cenderung menurun.
Panjang aliran lava di timur laut bertambah sekitar 150 meter selama lebih kurang sebulan terakhir.
Penambahan panjang aliran lava ini disebabkan adanya suplai magma yang terindikasi dari munculnya gempa-gempa vulkanik pada 10 Februari 2024, serta dipengaruhi kemiringan lereng dan suhu lava yang masih tinggi.
"Sehingga memungkinkan lava masih dapat bergerak meskipun sangat perlahan," kata dia.
Hendra melanjutkan, pada periode ini gempa vulkanik dalam masih terekam yang mengindikasikan bahwa suplai magma masih ada. Sementara gempa letusan tidak lagi terekam.