LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Samsul Farizal (37), yang meninggal dunia diduga karena kelelahan, Minggu (25/2/2024).
Samsul diketahui sempat mengambil honor sebagai anggota KPPS sebesar Rp 1,1 juta sebelum meninggal.
Kapolsek Gunung Sari I Putu Gede Merta Yasa yang dihubungi melalui telepon, Senin (26/2/2024), mengatakan, berdasarkan keterangan Ketua PPS Desa Sesela Wahyu Ninawari bahwa Samsul Farizal yang bertugas di TPS 01 Desa Sesela sebagai anggota KPPS pada saat bertugas pada pemungutan suara Pemilu 2024 terlihat sehat dan melaksanakan tugasnya sampai selesai.
Baca juga: Anggota KPPS Sesela Lombok Barat Meninggal Dunia
"Wahyu mengaku terakhir bertemu dengan almarhum pada Sabtu (17/02/2024) sekitar pukul 20.00 Wita di sekretariat PPS Desa Sesela saat mengambil honor petugas KPPS TPS. Pada saat itu, kondisinya terlihat lemah dan pucat, dan disarankan untuk berobat ke puskesmas," kata Yasa
Saat itu, kata Yasa, saran rekan-rekannya tidak diindahkan dan memilih berobat dengan membeli obat di kios dekat tempat tinggalnya.
"Terkait kematian almarhum telah dilaporkan ke PPK dan diteruskan ke KPUD Lombok Barat untuk pengurusan dana santunannya," terang Yasa.
Sebagai bentuk kepedulian Polsek Gunungsari, Polresta Mataram bersama anggota unit melaksanakan penggalangan dan silaturahmi terkait adanya petugas KPPS di TPS 01 yang meninggal tersebut.
Yasa menjelaskan, pemakaman telah dilakukan di pemakaman TPU Desa Sesela terkait dengan kematian Farizal, keluarga telah mengikhlaskan.
"Pihak keluarga telah menerima dan mengikhlaskan dan menganggap sudah menjadi suratan takdir dari Tuhan Yang Maha Esa," kata Yasa.
Ibunda Farizal, Jumiatun (58), juga menjelaskan, anaknya tidak memiliki keluhan apa pun sebelum melaksanakan tugas pada hari pencoblosan 14 Februari 2024. Farizal tampak sehat dan melaksanakan tugasnya hingga seluruh rangkaian selesai.
Baca juga: Rekapitulasi Suara di Tingkat PPK di Lombok Barat Ricuh, Bawaslu Dituding Lakukan Kecurangan
"Pasca-pemungutan suara Pemilu 2024 itu, anak saya kelihatan lesu dan pucat, dan mengaku kecapekan, merasa lemah, tetapi dia tidak mau berobat ke puskesmas, hanya minum obat yang dibelikan di kios," kata Jamiatun.
Kondisi farizal makin memburuk pada Sabtu (24/2/2024) sejak pagi mengeluh kecapekan dan terlihat lemas serta semakin pucat, tetapi tetap menolak dibawa ke puskesmas.
Minggu (25/2/2024) dini hari, Faizal makin lemah dan keluarga memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas Sesela untuk mendapat penanganan medis. Saat akan dirujuk ke RSUD Provinsi NTB pukul 02.00 Wita, Faizal dilaporkan meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.