Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Kasus Demam Berdarah di Demak Terus Meningkat

Kompas.com - 31/01/2024, 16:25 WIB
Nur Zaidi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


DEMAK, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) meningkat dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Demak mencatat, terdapat 20 kasus DBD pada Selasa (23/1/2024).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2KB) Dinkes Demak, Hery Winarno mengatakan, jumlah kasus DBD pada Januari 2024 lebih tinggi dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya yakni November-Desember 2023.

"Desember kemarin hanya 18, November 12, ini naik lagi di Januari Selasa kemarin sudah 20 (kasus DBD)," katanya kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2024).

Baca juga: Saat Pengungsi Lewotobi Butuh Kelambu, Kasus DBD Terus Meningkat

Kasus DBD di Kabupaten Demak diperkirakan akan mengalami tren kenaikan, melihat cuaca saat ini memasuki musim penghujan.

"Demak memang dengan kondisi cuaca yang seperti ini, hujan kemudian agak panas, kemudian hujan lagi berpotensi berkembang biaknya aedes agypti lebih tinggi," ungkapnya.

Hery menjelaskan, demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes agypti betina yang sudah terinfeksi virus dengue.

"Manakala dalam kukuknya tadi ada virus dengue digigit nyamuk, nyamuk betina ya dia akan memindahkan ke yang lain, potensi terjadi penularan di situ," katanya.

"Walaupun banyak nyamuk, kalau di situ tidak ada yang tertular virus dengue tidak akan menularkan yang lain," sambung dia.

Baca juga: Update Kasus DBD di Kalsel: 80 Kasus, 2 Meninggal, 3 Kabupaten/Kota Waspada


Memutus mata rantai penularan

 Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2KB) Dinkes Demak, Hery Winarno. (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI).KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2KB) Dinkes Demak, Hery Winarno. (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI).

Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk berperan bersama dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan dengan melakukan 3M: menguras, menutup, dan mengubur.

"Menguras penampungan dengan cara menyikat, bukan cuma dikuras saja. Telur yang menempel di dinding (kamar mandi) ini kalau tidak disikat dia tidak akan lepas," jelasnya.

Hery menyebut, pada kasus tertentu bisa saja melakukan pemutusan mata rantai penularan dengan cara fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk pembawa DBD.

Namun fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa yang terbang, sehingga perlu adanya peran masyarakat untuk memberantas sarang jentik nyamuk.

"Manakala nanti yang terbang mati, yang jentik tadi bisa berkembang tumbuh lagi jadi nyamuk lagi risiko, makannya tadi harus harapannya masyarakat juga berperan di sana," pungkasnya.

Baca juga: Saat AHY Sanjung Kinerja Menhan Prabowo Tangani Covid-19...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com