Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengungsi Lewotobi Butuh Kelambu, Kasus DBD Terus Meningkat

Kompas.com - 03/01/2024, 12:45 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Ratusan pengungsi gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai cemas lantaran belum mendapat bantuan kelambu.

Kecemasan itu karena selama beberapa bulan terakhir jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Desa Hewa terus meningkat.

"Kasus DBD di sini (Hewa) meningkat, para pengungsi butuh kelambu. Selain itu sembako," ujar Kepala Desa Hewa, Maria Herenggeka Niron saat ditemui Kompas.com di Kantor Desa Hewa, Rabu (3/1/2023).

Baca juga: Bagaimana Wolbachia Menurunkan Penyebaran DBD? Berikut Penjelasannya


Baca juga: Waspada Demam Berdarah Dengue, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya!

Maria mengungkapkan, jumlah pengungsi di Desa Hewa sebanyak 455 orang. Mereka berasal dari Desa Nawokote dan Waiula.

Saat ini mereka tersebar di sejumlah rumah warga dan keluarga.

Maria berharap para pengungsi dan warga setempat tetap mengenakan masker untuk melindungi diri dari paparan abu vulkanik.

"Saya juga mengimbau agar para pengungsi dan warga tetap mendengar arahan dari pemerintah desa," pungkasnya.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Mengatasi Wabah DBD...

Butuh selimut dan air bersih

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengeluarkan asap tebal pada Rabu (3/1/2024). Serafinus Sandi Hayon Jehadu/Kompas.com Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengeluarkan asap tebal pada Rabu (3/1/2024).

Salah seorang pengungsi, Fransiska Tupa Noba mengungkapkan, selain kelambu mereka juga membutuhkan selimut dan air minum bersih.

Warga Desa Nawokote ini menuturkan, hampir setiap malam anak-anak kesulitan untuk tidur, sebab hanya mengandalkan peralatan seadanya.

"Malam kami tidur di lantai, tetapi kekurangan selimut. Kami harap pemerintah bisa menyalurkan bantuan," pintanya.

Baca juga: Waspada Lonjakan DBD pada Masa Peralihan Musim Kemarau ke Penghujan, Ini Catatan Kasusnya

Sementara itu, berdasarkan data sementara Tim Relawan Kaji Cepat PMI Flores Timur dan Sikka mencatat, hingga Selasa (2/1/2024) pukul 22.00 Wita, jumlah pengungsi khususnya di wilayah Kecamatan Wulanggitang mencapai 2.254 orang.

Para pengungsi ini menyebar di sejumlah posko. Kantor Camat Wulanggitang 544 orang, Sekolah Dasar (SD) Katolik Kemiri 134 orang, Credit Union Remaja Hokeng 46 orang, Koramil Boru 23 orang, SMP Negeri Wulanggitang 61 orang.

Ada juga yang mengungsi ke rumah warga. Desa Boru ada 393 jiwa, Desa Boru Kedang 274 jiwa, Desa Pululera 193 jiwa dan Desa Hewa 455 jiwa.

Baca juga: Update Erupsi Gunung Lewotobi, Banyak Warga Mulai Terpapar ISPA, Berikut Kondisinya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com