Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Selama Dua Hari, 30 Jenazah di Pemakaman Boyolali Terbawa Longsor

Kompas.com - 25/01/2024, 12:03 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Pemakaman di Dukuh Tumut, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merbabu longsor pada Jumat (19/1/2024).

Akibatnya, sebanyak 30 jenazah baik dalam bentuk kerangka maupun masih berkafan dan peti mati ikut terbawa longsor.

Camat Selo Bambang Suratno membenarkan kejadian longsor di pemakaman Dukuh Tumut. Sebelum terjadi longsor, di daerah itu dilanda hujan selama dua hari tanpa henti disertai angin.

Baca juga: Terseret Longsor, Minibus di Wonosobo Terjun ke Jurang

Kejadian itu bersamaan dengan longsornya tebing di Jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB) Dukuh Tritis, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

"Kejadiannya malam Jumat (Kamis malam). Jadi hujan dimulai pada hari Rabu. Rabu itu sudah hujan tidak henti disertai angin sampai kejadian itu (longsor)," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (25/1/2024).

Dia mengatakan lokasi pemakaman berada di tebing. Diduga tanah tidak kuat menahan beban karena pemakaman itu banyak dibangun nisan dan cungkup akhirnya mengalami longsor.

"Karena posisi makam di tebing ditambah lagi dengan nisan sama di situ ada cungkup. Menambah beban tanah akhirnya tidak kuat menahan beban akhirnya longsor. Di situ ada 30 jenazah baik dalam wijud kerangka maupun dalam masih berkafan maupun peti mati itu ikut terdampak," ungkap dia.

Bambang mengatakan 30 jenazah dalam bentuk kerangka maupun masih berkafan telah kembali dimakamkan oleh warga secara massal.

Warga menggali tanah untuk memakamkan kembali jenazah atau kerangka terdampak longsor.

"Jenazah dalam bentuk kerangka muapun masih berkafan dimakamkan kembali warga secara massal. Jadi satu lubang untuk beberapa kerangka dan beberapa jenazah," terang dia.

Bambang menambahkan ada beberapa peti mati dan kerangka jenazah tidak ikut longsor, namun terlihat. Beberapa kerangka jenazah dan peti mati itu dibiarkan tidak ikut diambil karena berpotensi longsor.

"Makanya hanya ditutupi plastik (untuk menutupi beberapa kerangka jenazah dan peti mati yang terlihat)," terang Bambang.

Mengingat hujan diperkirakan masih akan terus terjadi, pihaknya meminta kepada warga yang anggota keluarganya ada yang dimakamkan di pemakaman itu untuk mengganti nisan atau cungkup dengan patok.

Baca juga: Tembok SDN 1 Sinarancang Longsor, Pohon Tumbang Timpa Rumah

"Kemarin saya ke warga itu untuk nisan-nisan yang berat diganti patok. Jadi tidak nisan besar-besar. Kemudian untuk cungkupnya tidak terbuat dari semen. Kemarin saya anjurkan untuk dibongkar," terang Bambang.

Bambang menerangkaan longsornya pemakaman di Dukuh Tumut, Jrakah, Selo baru pertama kali terjadi. Pihaknya telah melaporkan kejadian itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.

"Baru pertama kali ini (pemakaman longsor). Karena memang curah hujan tinggi dan beban berat nisan dan cungkup. Kemarin sudah kita laporkan ke BPBP," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com