Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Sopir Batu Bara di Jambi Kehilangan Pekerjaan Usai Jalan Nasional Ditutup

Kompas.com - 23/01/2024, 15:43 WIB
Suwandi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Aksi sopir angkutan batu bara di kantor Gubernur Jambi, Al Haris, berkaitan dengan nasib mereka yang kehilangan pekerjaan selama 23 hari.

Jamhuri, sopir dari Senaung, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi mengatakan, aksi damai tersebut menuntut dua hal. Pertama, sopir batu bara boleh kembali beroperasi atau menutup semua perusahaan, termasuk jalur sungai.

Artinya aksi damai ratusan sopir batu bara sejak Senin (23/1/2024) akan tetap berlangsung sampai Gubernur Jambi, Al Haris, memberikan keputusan.

Baca juga: Tuntutannya Tak Dipenuhi, Sopir Truk Batu Bara Lempari Kantor Gubernur Jambi

Jamhuri meminta gubernur memberikan solusi kongkrit atas persoalan sopir angkutan batu bara. Pasalnya ketika tidak bekerja karena jalan nasional ditutup untuk angkutan batu bara, tidak ada solusi yang diberikan.

"Kami ini tidak terikat dengan perusahaan, jadi kalau tidak bisa beroperasi, maka tidak ada pesangon yang diberikan dan sopir tidak memiliki pendapatan," kata Jamhuri.

Pria berusia 60 tahun ini mengaku sudah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lewat aksi ini, para sopir berharap gubernur memberikan keadilan atau menyediakan solusi untuk ribuan sopir yang kehilangan kerja.

Baca juga: Kantor Gubernur Jambi Dirusak Pedemo, Pemprov Lapor ke Polisi

Mengenai demo sebelumnya, Jamhuri mengaku para sopir bertindak anarkis. Bahkan saat para sopir kecewa tidak ada keputusan dalam pertemuan, pihaknya masih berupaya sabar. 

Namun situasi menjadi tak terkendali saat ada oknum tidak bertanggung jawab melempari kantor gubernur dengan batu.

"Saya dan juga lainnya berusaha mencegah agar para sopir tidak terprovokasi dan melempar batu. Jadi kami tidak tahu siapa melempar batu yang buat kaca-kaca pecah," kata Jamhuri.

Jamhuri mengugkapkan, demo serupa pernah dilakukan 2012. Saat itu, mantan Gubernur Hasan Basri Agus (HBA) cepat mmemberikan solusi, sehingga tidak kantor gubernur tidak sampai rusak. 

Ekonomi sulit

Istri sopir dari Desa Muhajirin, Eka Maspupa mengatakan, banyak Polwan menangis saat ia dan istri sopir lainnya mengeluh persoalan ekonomi. 

Bagaimana mereka kesulitan ketika anak-anak berangkat sekolah dan meminta uang jajan tetapi tidak memiliki uang untuk diberikan.

Untuk makan pun kini sudah menambah utang di warung. Akibatnya para sopir batubara ini berharap diberikan kepastian hukum. Jika memang sudah tidak bisa beroperasi, maka tutuplah semua perusahaan.

"Jangan sampai ada anak tiri dan anak kandung. Ada perusahaan yang dibolehkan angkut batubara, ada yang dilarang," kata Maspupa.

Menurut dia, semenjak penutupan jalan nasional ini, perempuan mendapatkan tekanan dua kali. Mereka tidak memiliki uang belanja dan harus bekerja karena suami tidak lagi bekerja.

"Dulu kami disuruh (dibolehkan) angkut batubara. Kemudian dibiarkan bertahun-tahun, setelah kami bergantung dengan batubara, malah disuruh stop. Kami tidak punya pekerjaan lain lagi," kata Maspupa sambil menyeka air matanya.

Sekarang para sopir sudah bergantung dengan batubara. Sebelum tahun 2020, banyak sopir bekerja untuk pemilik mobil.

Karena banyak yang menaruh harapan, sebagian sopir mengambil kredit mobil sendiri untuk mengubah nasib. Tetapi setelah jalan 1-2 tahun, Gubernur Jambi, Al Haris menghentikan angkutan batubara.

"Kredit mobil kami gak bisa dibayar. Kami takut ditarik oleh dealer. Karena mobil itulah, alat dari suami saya untuk mencari uang," tutup Maspupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com