Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Merapi, Hujan Abu, dan Pembagian Ribuan Masker di Klaten...

Kompas.com - 22/01/2024, 17:27 WIB
Labib Zamani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KLATEN, KOMPAS.com - Sebanyak 2.000 lembar masker dibagikan kepada masyarakat di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024).

Pembagian masker itu dilakukan sebagai antisipasi pascaerupsi Gunung Merapi.

Diketahui, gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakara (DIY) tersebut mengalami erupsi pada Minggu (21/1/2024) pukul 14.12 WIB.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi, Sejumlah Wilayah di Boyolali Dilanda Hujan Abu

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Syahruna mengatakan, pihaknya telah membagikan 2.000 lembar masker kepada masyarakat di tiga desa di Kecamatan Kemalang.

"Iya, kita bagikan masker semua di tiga desa. Ada Tegalmulyo, Sidorejo, sama Balerante. Kurang lebih 2.000 lembar masker. Untuk antisipasi kalau muncul abu lagi," kata Syahruna dikonfirmasi, Senin.

Menurut dia stok masker di tiga desa wilayah kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi sudah menipis.

"Karena ada yang minta lagi (masker) untuk dibagikan ke keluarganya," jelas dia.

Baca juga: Penjelasan BPPTKG soal Rentetan Awan Panas Gunung Merapi


Baca juga: Kubah Lava Gunung Merapi Berubah, Apa Dampaknya?

Dia juga menyampaikan aktivitas masyarakat di wilayah KRB III Gunung Merapi masih normal, meski sempat mengalami hujan abu vulkanik erupsi Gunung Merapi.

Menurutnya, hujan abu vulkanik Gunung Merapi terjadi di beberapa wilayah dan langsung hilang disapu hujan air.

Hujan abu terjadi di Girpasang dan Pajegan Kecamatan Kemalang.

"Aktivitas warga normal. Tapi tetap harus waspada semua," terang dia.

Baca juga: Ramai soal Video Petir di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN

Status Merapi masih Siaga

Diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi memasuki fase erupsi efusif sejak 4 Januari 2021.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi pada status Siaga (Level III).

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengaku masih mempertahankan status Merapi pada Siaga, salah satunya lantaran jarak luncur awan panas guguran masih berada di dalam radius bahaya yang direkomendasikan.

"Kalau misalnya itu sudah diperkirakan akan melebihi potensi bahaya dan akan berdampak ke pemukiman, baru kita nanti evaluasi," ujarnya Minggu (21/1/2024).

Menurutnya, aktivitas erupsi efusif Merapi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Pasalnya, sampai saat ini suplai magma masih berlangsung.

"Ini sudah menjadi kebiasaan Merapi selama tiga tahun ini dan yang penting jarak luncur dari awan panas ini tidak membahayakan penduduk di pemukiman," pungkasnya.

Baca juga: Cerita Letusan Dahsyat Gunung Merapi 2010...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com