Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kepala BKKBN Sebut 15,3 Persen Calon Pengantin di Kota Batu Berisiko Lahirkan Bayi Stunting

Kompas.com - 16/12/2023, 13:41 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan bahwa sebanyak 15,3 persen atau 18 dari 118 calon pengantin (catin) di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), berisiko melahirkan bayi dengan kondisi stunting.

Hal tersebut disampaikan oleh dr Hasto dalam Internalisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader Keluarga Berencana (KB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang berlangsung di Kota Batu, Jatim, Jumat (15/12/2023).

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Krisdayanti.

Dalam sambutannya, dr Hasto mengungkapkan data terkait catin di Kota Batu yang tercatat hingga 30 November 2023, mencapai sebanyak 1.316 orang.

Baca juga: Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Dari jumlah tersebut, sebanyak 118 catin telah mengisi aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil).

"Jadi, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Kantor Urusan Agama (KUA) bekerja sama, bahwa mereka yang akan menikah diharapkan mengisi Elsimil untuk dilakukan skrining terlebih dahulu,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/12/2023).

Dari 118 catin tersebut, lanjut dia, terdapat 15,3 persen memiliki lingkar lengan kurang dari 23,5 centimeter (cm), 7,6 persen mengalami anemia, dan 13,6 persen berusia kurang dari 20 tahun.

Untuk itu, kata dr Hasto, catin yang memiliki kondisi-kondisi tersebut akan didampingi untuk memastikan bahwa mereka sehat sebelum hamil dan menunda kehamilan.

Baca juga: 4 Jenis Kedelai dengan Olahannya, Ada Edamame untuk Camilan Sehat

Selanjutnya, ia mengimbau catin untuk mengatur jarak kelahiran guna mencegah stunting pada anak.

Menurut World Health Organization (WHO), sebut dr Hasto, jarak kelahiran yang ideal adalah 36 bulan atau setara dengan tiga tahun.

"Dalam Al-Qur'an, para ulama menyatakan bahwa jika saya tidak salah, mohon koreksi, disebutkan 30 bulan. Ini jelas, artinya jaraknya diatur dengan baik," ujarnya.

Lebih lanjut, dr Hasto memberikan pesan kepada catin terutama calon ibu untuk mengonsumsi asam folat dan vitamin D, yang sangat baik bagi ibu hamil.

Baca juga: 4 Faktor yang Memicu Tubuh Tidak Bisa Serap Asam Folat

Sementara itu, ia meminta kepada para calon ayah untuk mengurangi konsumsi rokok.

“Sperma dibentuk 75 hari sebelum bulan madu, ini sangat penting. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan diameter panggul sekitar 10 cm, dan ini diciptakan Allah SWT ketika umurnya sudah mencapai 20 tahun," jelas dr Hasto.

"Tapi, kalau umurnya 16 tahun nikah, apalagi kurang 16 tahun, terutama masih berusia belasan tahun itu panggulnya belum mencapai 10 cm. Sementara Allah SWT menciptakan diameter panggul antara 9,8 hingga 9,9 cm. Jadi pas sekali Allah SWT ciptakan itu. Jadi, kalau kita menikah pada usia 16 tahun, dengan panggul yang belum mencapai 10 cm, ketika proses persalinan dapat terjadi kesulitan atau komplikasi. Oleh karena itu, bisa terjadi kematian ibu dan bayi karena kondisi masih terlalu muda," sambung dr Hasto.

Baca juga: Bayi Hidup Terbungkus Kemeja Merah Ditemukan di Teras Rumah Warga Batu

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com