KOMPAS.com - Salah satu pendaki, Sri Wahyuni menceritakan detik-detik dia bersama 10 pendaki selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar).
Sebelum letusan terjadi, ia bersama sembilan orang temannya sempat berada selama enam jam di Puncak Merpati Gunung Marapi.
Selain itu, seorang penumpang pesawat Pelita Air bercanda membawa bom saat pesawat hendak berangkat.
Hal ini membuat pesawat mengalami delay hingga 5 jam.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Kamis (7/12/2023).
Sri bersama rombongannya dari Kota Pekanbaru, Riau selamat dari erupsi Gunung Marapi.
Pada Minggu (3/12/2023) pukul 07.50 WIB, kami berada di puncak selama lebih kurang enam jam," ujar Sri kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Rabu (6/12/2023).
Baca juga: Cerita Pendaki yang Berada di Puncak Gunung Marapi Beberapa Jam Sebelum Meletus
Lalu, pada pukul 13.35 WIB, mereka turun ke camp. Pada saat di Pos 5, pukul 14.45 WIB, Gunung Marapi meletus dan mengeluarkan suara yang keras.
"Pada saat mendengar suara letusan, kami terdiam dan saling bertatapan. Tak lama kemudian turun hujan batu," cerita Sri.
Untuk menyelamatkan diri, mereka berlari sekencang mungkin menuruni gunung mencari tempat berlindung. Mereka berlari ke bawah pohon-pohon besar untuk menghindari hujan batu.
"Kami semua lari sekencangnya ke arah bawah dan mencari perlindungan di bawah pohon besar. Kami bersembunyi di situ terus dalam kondisi ketakutan," ungkap Sri.
Setelah hujan batu mereda, lanjut dia, ia bersama teman-temannya berlari tanpa henti menuju pos tempat berlindung.
"Kami lari tanpa henti menuju Pos 3. Sampai di sana ketemu sama tiga orang teman yang turun duluan," kata Sri.
Baca juga: Kesaksian Pedagang di Jalan Gatsu, Setiap Hari Ada Pengendara yang Kena Ranjau Paku
Mantan Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso menceritakan saat pesawat Pelita Air IP 205 yang ditumpanginya batal terbang dari Bandara Juanda Surabaya ke Jakarta, Rabu (6/12/2023) siang.
Hal itu terjadi lantaran ada penumpang yang melontarkan candaan mengenai bom.