Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kesaksian Pendaki Selamat dari Erupsi Gunung Marapi | Penumpang Pelita Air Bercanda Bawa Bom

Kompas.com - 08/12/2023, 06:10 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

 

KOMPAS.com - Salah satu pendaki, Sri Wahyuni menceritakan detik-detik dia bersama 10 pendaki selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar).

Sebelum letusan terjadi, ia bersama sembilan orang temannya sempat berada selama enam jam di Puncak Merpati Gunung Marapi.

Selain itu, seorang penumpang pesawat Pelita Air bercanda membawa bom saat pesawat hendak berangkat.

Hal ini membuat pesawat mengalami delay hingga 5 jam.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Kamis (7/12/2023).

1. Cerita pendaki selamat

Sri bersama rombongannya dari Kota Pekanbaru, Riau selamat dari erupsi Gunung Marapi.

Pada Minggu (3/12/2023) pukul 07.50 WIB, kami berada di puncak selama lebih kurang enam jam," ujar Sri kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Cerita Pendaki yang Berada di Puncak Gunung Marapi Beberapa Jam Sebelum Meletus

Lalu, pada pukul 13.35 WIB, mereka turun ke camp. Pada saat di Pos 5, pukul 14.45 WIB, Gunung Marapi meletus dan mengeluarkan suara yang keras.

"Pada saat mendengar suara letusan, kami terdiam dan saling bertatapan. Tak lama kemudian turun hujan batu," cerita Sri.

Untuk menyelamatkan diri, mereka berlari sekencang mungkin menuruni gunung mencari tempat berlindung. Mereka berlari ke bawah pohon-pohon besar untuk menghindari hujan batu.

"Kami semua lari sekencangnya ke arah bawah dan mencari perlindungan di bawah pohon besar. Kami bersembunyi di situ terus dalam kondisi ketakutan," ungkap Sri.

Setelah hujan batu mereda, lanjut dia, ia bersama teman-temannya berlari tanpa henti menuju pos tempat berlindung.

"Kami lari tanpa henti menuju Pos 3. Sampai di sana ketemu sama tiga orang teman yang turun duluan," kata Sri.

Ilustrasi pesawat milik maskapai Pelita Air.SHUTTERSTOCK/CORVIN Y.O Ilustrasi pesawat milik maskapai Pelita Air.

2. Penumpang Pelita Air bercanda bawa bom

Baca juga: Kesaksian Pedagang di Jalan Gatsu, Setiap Hari Ada Pengendara yang Kena Ranjau Paku

Mantan Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso menceritakan saat pesawat Pelita Air IP 205 yang ditumpanginya batal terbang dari Bandara Juanda Surabaya ke Jakarta, Rabu (6/12/2023) siang.

Hal itu terjadi lantaran ada penumpang yang melontarkan candaan mengenai bom.

Menurut Rahmat, pesawat itu seharusnya terbang pada pukul 12.50 WIB. Para penumpang sudah naik dan pesawat mulai berjalan di landasan pacu.

"Pesawat sudah jalan di landasan pacu, namun tiba-tiba berhenti," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (6/12/2023).

Tak lama kemudian, sejumlah petugas masuk.

"Ada petugas keamanan yang masuk ke kabin pesawat," ujar Rahmat.

Penumpang bercanda membawa bom di dalam pesawat penerbangan dari Bandara Juanda ke Jakarta mengalami keterlambatan.

Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali dalam konferensi pers penangkapan warga Bangladesh yang diduga menyelundupkan pengungsi Rohingya ke Aceh, Rabu (6/12/2023). SERAMBINEWS.COM Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali dalam konferensi pers penangkapan warga Bangladesh yang diduga menyelundupkan pengungsi Rohingya ke Aceh, Rabu (6/12/2023).

3. Penyelundup dari Bangladesh ditangkap

Baca juga: Warga Bangladesh Penyelundup Pengungsi Rohingya ke Aceh Ditangkap

Polisi menangkap seorang warga negara Bangladesh yang diduga menyelundupkan pengungsi Rohingya ke Aceh.

Laki-laki berinisial HM (70) itu dianggap telah menyediakan kapal kayu untuk rombongan pengungsi dari Bangladesh.

Kepala Kepolisian Resor Pidie AKBP Imam Asfali mengatakan, HM mendapatkan keuntungan setara Rp 7 juta sampai Rp 14 juta dari setiap orang yang diselundupkan ke Aceh.

"Jika ditotalkan dari hasil kejahatan tersebut agen mendapatkan sekitar Rp 3 miliar," sebut Imam dalam konferensi pers di Pidie, Rabu (6/12/2023), seperti dilansir Antara.

Menurut Imam, HM ikut dalam kapal yang membawa pengungsi Rohingya saat berlabuh di Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie pada 14 November 2023.

Kala itu, HM sempat berkamuflase sebagai bagian dari pengungsi Rohingya.

Petugas membawa jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (5/12/2023). Jenazah pendaki yang dievakuasi dari Marapi dibawa ke Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar di Bukittinggi untuk diidentifikasi.ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/aww Petugas membawa jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (5/12/2023). Jenazah pendaki yang dievakuasi dari Marapi dibawa ke Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar di Bukittinggi untuk diidentifikasi.

4. Pencarian korban Gunung Marapi

dihentikan

Baca juga: Warga Bangladesh Penyelundup Pengungsi Rohingya ke Aceh Ditangkap

Proses pencarian korban erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat, resmi dihentikan, Rabu (6/12/2023) pukul 20.00 WIB.

Pemberhentian proses evakuasi disampaikan Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Edi Mardianto usai memimpin rapat koordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, BPDB, relawan, dan masyarakat, serta seluruh elemen yang tergabung dalam proses pencarian para korban.

"Seluruh korban telah ditemukan sebanyak 75 orang sesuai dengan data dari BKSDA Sumbar. Sebanyak 52 orang selamat dan 23 orang meninggal dunia," kata Edi kepada wartawan di posko erupsi Gunung Marapi, Batu Palano, Agam, Sumbar.

Edi mengatakan, setelah ditemukan korban ke-75 pada Rabu pagi, petugas diinstruksikan menyisir sekitar kawah Gunung Marapi yang masih berpotensi ada korban lain yang tidak masuk dalam data.

Hasilnya, tim tidak menemukan korban lain di luar data yang ada.

Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (batik merah), Sekjen PSI Raja Juli Antoni (peci hitam), berserta jajaran partai lainnya di Kantor DPP PDI, Jakarta, Jumat (24/11/2023).KOMPAS.com/Rahel Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (batik merah), Sekjen PSI Raja Juli Antoni (peci hitam), berserta jajaran partai lainnya di Kantor DPP PDI, Jakarta, Jumat (24/11/2023).

5. Kaesang ultimatum kader PSI

Baca juga: Tanggapi Kasus Ade Armando, Kaesang Minta Kader yang Tak Taat Konstitusi Keluar dari PSI

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, menanggapi pernyataan kader PSI Ade Armando soal politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kaesang mengatakan, PSI merupakan partai yang selalu menaati setiap peraturan perundang-undangan.

Salah satunya, yakni menyangkut konstitusi tentang keistimewaan daerah.

"Kami dari partai PSI taat sama konstitusi, apalagi yang menyangkut dengan daerah keistimewaan, Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Kaesang di Jalan Tunjungan Surabaya, Rabu (6/12/2023) malam.

Dengan demikian, Kaesang pun meminta kepada kader agar keluar dari PSI jika mereka tak mengikuti konstitusi.

"Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti undang-undang maupun UUD, itu juga buat Bang Ade maupun kader yang lain yang enggak bisa taat, bisa keluar saja dari PSI," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rajin Munculkan Inovasi dan Terobosan, Pj Gubernur Sumsel Terima Penghargaan dari PDN

Rajin Munculkan Inovasi dan Terobosan, Pj Gubernur Sumsel Terima Penghargaan dari PDN

Regional
Kronologi Bus Rombongan 'Study Tour' Kecelakaan Masuk Jurang di Lampung

Kronologi Bus Rombongan "Study Tour" Kecelakaan Masuk Jurang di Lampung

Regional
Kota Makassar Inisiasi Program Protokol Sentuh Hati, Gubernur Quirino, Filipina: Kami Ingin Terapkan Ide Ini

Kota Makassar Inisiasi Program Protokol Sentuh Hati, Gubernur Quirino, Filipina: Kami Ingin Terapkan Ide Ini

Regional
Jabar Penyumbang DBD Tertinggi di Indonesia, Jumlah Kematian Tembus 209 Kasus

Jabar Penyumbang DBD Tertinggi di Indonesia, Jumlah Kematian Tembus 209 Kasus

Regional
Satu Anggota KKB Tewas Tertembak di Paniai Papua Tengah

Satu Anggota KKB Tewas Tertembak di Paniai Papua Tengah

Regional
Bus 'Study Tour' Terperosok ke Jurang di Lampung, 6 Orang Luka Berat

Bus "Study Tour" Terperosok ke Jurang di Lampung, 6 Orang Luka Berat

Regional
Polisi Buru Wanita Penculik Balita di Bima NTB

Polisi Buru Wanita Penculik Balita di Bima NTB

Regional
Sindikat Curanmor di Brebes Dibongkar, 2 Tersangka Ditangkap, 12 Motor Dikembalikan

Sindikat Curanmor di Brebes Dibongkar, 2 Tersangka Ditangkap, 12 Motor Dikembalikan

Regional
Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Regional
Jalan Padang-Pekanbaru yang Putus di Lembah Anai Diperkirakan Buka 21 Juli 2024

Jalan Padang-Pekanbaru yang Putus di Lembah Anai Diperkirakan Buka 21 Juli 2024

Regional
6 Orang Daftar Pilkada di PDI-P Kota Magelang, Berikut Identitasnya

6 Orang Daftar Pilkada di PDI-P Kota Magelang, Berikut Identitasnya

Regional
Kronologi Anak Diduga Depresi Bunuh Ibu di Morowali, Pelaku Teriak Histeris Saat Diamankan

Kronologi Anak Diduga Depresi Bunuh Ibu di Morowali, Pelaku Teriak Histeris Saat Diamankan

Regional
Sumur Warga Mulai Kering, Wali Kota Semarang Minta Warga Irit Air

Sumur Warga Mulai Kering, Wali Kota Semarang Minta Warga Irit Air

Regional
Menyoal Kasus Kematian 'Vina Cirebon' 8 Tahun Lalu, dari Salah Tangkap hingga Teka-teki Orangtua Buronan

Menyoal Kasus Kematian "Vina Cirebon" 8 Tahun Lalu, dari Salah Tangkap hingga Teka-teki Orangtua Buronan

Regional
Ayah Perkosa Anak karena Istri Jadi TKW Kembali Terjadi di Mataram NTB

Ayah Perkosa Anak karena Istri Jadi TKW Kembali Terjadi di Mataram NTB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com