KUPANG, KOMPAS.com - Venti Yumelda Naklui (28), anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas tersambar petir.
Ibu rumah tangga itu tewas tersambar petir saat bersama anaknya hendak mencari biji lenggundi di tepi Pantai Bisolo.
"Kejadiannya Selasa (28/11/2023) kemarin sore, sekitar pukul 16.40 Wita," kata Camat Fatuleu Barat, Kandidus Neno, kepada sejumlah wartawan melalui sambungan telepon, Rabu (29/11/2023).
Baca juga: Ganjar Pranowo Olahraga dan Sarapan Bubur di Merauke Sebelum ke NTT
Akibat tersambar petir, lanjut Kandidus, sekujur tubuh Venti menghitam.
Warga pun mendatangi lokasi dan mengevakuasi jenazah Venti menggunakan tandu darurat dari kain dan bambu ke rumahya di RT 10 RW 05, Dusun 03, Desa Tuakau.
"Saat ini kami sedang melayat di rumahnya. Saya atas nama Pemerintah Kecamatan Fatuleu Barat turut berbelasungkawa," kata dia.
Baca juga: Polisi di NTT Terima Penghargaan dari Presiden Timor Leste karena Selamatkan Warganya
Terkait kejadian itu, Kandidus mengimbau seluruh warganya agar berhati-hati dan waspada saat bepergian ke luar.
Karena, kata dia, saat ini sudah memasuki musim penghujan tentunya bencana longsor, banjir, pohon tumbang dan kejadian tak terduga seperti petir bisa saja terjadi secara tiba-tiba.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy menuturkan, kejadian tersebut bermula ketika Venti bersama anaknya bernama Jufraden Nenobahan (9) pergi ke Pantai Bisolo sekitar pukul 12.00 Wita.
Berselang beberapa jam kemudian, hujan deras mengguyur wilayah itu. Jufraden lalu berlari mencari tempat perlindungan yang tak jauh dari lokasi kejadian.
"Sedangkan Venti masih tetap mencari biji lenggundi," ungkap Ariasandy.
Hujan semakin lebat disertai petir. Jufraden berteriak memanggil Venti untuk berlindung. Panggilan itu tak didengar Venti.
"Jufraden segera mencari tahu keberadaan ibunya. Tetapi dia menemukan ibunya dalam keadaan terbaring dan tidak bernyawa lagi," ujar dia.
Melihat itu, Jufraden berteriak meminta bantuan kepada warga sekitar. Warga setempat bernama Yesua Selle yang mendengar teriakan itu bergegas menuju ke lokasi kejadian.
Informasi itu mulai tersebar kepada warga sekitar. Sehingga langsung dilaporkan ke pos polisi Barate.
Selanjutnya, polisi bersama tim medis dari Puskesmas Poto menuju lokasi kejadian untuk memeriksa keadaan aparat desa itu.
Berdasarkan pemeriksaan medis, Venti murni tersambar petir hingga meninggal dunia. Keluarga Venti menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan tidak mempersoalkan kejadian itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.