LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com–Eks Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh, dianggap tidak mampu menampung 514 pengungsi Rohingya secara layak.
Luas bangunan disebut tidak sebanding dengan jumlah orang yang harus ditampung.
“Paling mendesak itu untuk tempat tidur. Mereka tidak bisa tidur yang memadai. Kapasitasnya memang overload,” kata Protection Asosiate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia Faisal saat dihubungi, Senin (27/11/2023).
Baca juga: Polisi Jaga 292 Pengungsi Rohingya di Kamp Penampungan Imigrasi Lhokseumawe
Faisal mengatakan, gedung yang digunakan sebagai lokasi penampungan sementara itu dalam keadaan bocor atapnya.
Agar pengungsi di dalamnya tidak basah saat turun hujan, beberapa titik telah ditutup terpal.
Untuk menanggulangi masalah ini, UHNCR terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar mendapatkan lokasi penampungan lainnya.
Sejauh ini, dua lokasi yang akan ditinjau yaitu lokasi Blang Adoe, Aceh Utara, dan Kamp Pramuka di Kabupaten Aceh Besar.
“Besok ada tim Kemenko Polhukam yang akan meninjau kondisi terkini. Kami tentu terus berkomunikasi agar mendapatkan tempat lebih lega untuk menampung warga Rohingya,” terangnya.
Baca juga: Kisah Yasin, Pengungsi Rohingya yang Berlayar dari Coxs Bazar ke Aceh
Namun, belum diputuskan lokasi mana paling layak untuk menampung ratusan pengungsi tersebut.
“Besok kita lihat bagaimana hasil peninjauan dari tim Kemenko Polhukam,” pungkasnya.
Sebagai informasi, ratusan pengungsi tersebut merupakan mereka yang berlabuh di Aceh Timur, Bireuen, dan Kota Sabang pada beberapa pekan lalu.
Kedatangan mereka sempat mendapat penolakan dari warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.