Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Perumahan Kota Malang Rendam Puluhan Rumah dan 27 Kendaraan

Kompas.com - 26/11/2023, 16:09 WIB
Nugraha Perdana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Sigura-Gura Residence, RT 006 RW 008, Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang, Jawa Timur, nampak masih sibuk membersihkan rumahnya masing-masing, pada Minggu (26/11/2023).

Mereka mengeluarkan perabotan yang ada di luar rumah, seperti kulkas, lemari, dispenser dan lainnya.

Beberapa petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Tagana Kota Malang, BPBD Kota Malang dan lainnya membersihkan material lumpur yang ada di jalan-jalan.

Beberapa warga juga ada yang membuka kap mobil untuk berusaha membetulkan kendaraannya setelah sempat terendam banjir setinggi 1,5 meter pada Sabtu (25/11/2023), sekitar pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Hujan Deras, Rumah dan Parkiran Mal di Malang Terendam Banjir

Banjir itu menghantam sekitar 30 rumah seketika dan terjadi selama satu jam bersamaan dengan hujan deras.

Peristiwa tersebut juga menjadi yang terparah pernah terjadi selama warga rata-rata tinggal di sana sejak dekade tahun 2000-an.

Penyebab banjir karena pembatas sungai yang lokasinya tidak jauh jebol. Sedangkan saluran air atau gorong-gorong yang ada di depan perumahan tidak mampu menahan debit air yang tinggi.

"Penyebabnya batas sungai yang jebol, banjirnya itu sampai seleher. Saluran air enggak nampung karena debit air yang tinggi, kemarin ada kursi meja," kata salah satu warga, Wahyu, pada Minggu (26/11/2023).

Dia mengatakan, ada sekitar 7 mobil dan 20 sepeda motor yang terendam.

Mobil tersebut beberapa diantaranya terpaksa dibawa ke bengkel menggunakan kendaraan derek.

"Kendaraan itu ada 7 mobil kerendam semua, 20 motor lebih juga kerendam, 30 unit rumah. Ada yang tidak bisa nyala dan sebagainya, rata-rata di-towing (diderek), karena rusak, terendam," kata dia.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat telah meninjau lokasi tersebut. Menurutnya, hujan intensitas tinggi menjadi penyebab banjir.

"Saya menelusuri terkait kronologis banjir kemarin, memang rata-rata selama ini setiap kali hujan tidak ada yang sampai kejadian seperti ini," kata Wahyu.

Kemudian, penyebab banjir tersebut juga karena pengaruh aliran sungai yang deras.

"Yang kedua untuk penahan saluran irigasi dari di Sengkaling dua itu tidak kuat, akhirnya aliran sungai dari atas, semua masuk ke sini, karena ini lahan yang paling rendah, aliran ini mengikuti semua, dan tekanannya tinggi, deras sekali, baru tahu juga kalau di bawah ada saluran drainase di bawah ini, di bawah rumah dari pengembangnya," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com