Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Hanya Ramai Saat Pemilu, Pengamat Undip Sebut Partai Politik Perlu Berbenah dan Libatkan Anak Muda

Kompas.com - 31/10/2023, 13:24 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Kontestasi pemilu kerap menargetkan suara kalangan muda yang terbilang besar.

Namun usai pemilu, peran kaum muda jarang muncul dalam politik praktis dan terlibat dalam menyusun kebijakan publik.

Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Wahid Abdulrahman menilai ini menjadi tugas semua partai politik di Indonesia untuk berbenah dan melibatkan kaum muda dalam politik praktis.

"Bagaimana anak muda itu terlibat dan muaranya mereka aktif dalam politik. Itu arahnya ke sana. Partisipasinya yang bersifat lebih aktif, tidak sekadar pada momen ritual pemilu, itu lebih penting," kata Wahid, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: Pengamat Undip Sebut Gibran Belum Tentu Bawa Gagasan Kaum Muda meski Jadi Calon Termuda

 

Pihaknya berharap dorongan partisipasi kalangan muda dalam politik bisa dilakukan oleh semua kandidat pasangan calon capres-cawapres.

Pasalnya ia melihat banyak pemimpin di Eropa yang memiliki gagasan dan kepedulian besar terhadap partisipasi politik kalangan muda, meski usia mereka tidak termasuk muda atau di atas 40 tahun.

Wahid mencontohkan di Jerman anak-anak telah dididik mengenai kesadaran politik sejak bangku SMP dan SMA dan menjadi bagian dari parpol.

"Mereka mewakili kepentingan anak muda untuk menyuarakan ke saluran parlemen dan kampus-kampus. Itu parpol punya jejaring ke sana dan itu muncul tidak hanya saat pemilu saja," tegasnya.

Kondisi ini jauh berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Ia menilai dalam hal kaderisasi parpol, sebagian besar kaum muda hari ini enggan bergabung masuk parpol.

"Hari ini nampaknya anak muda apatis. Menganggap bahwa politik itu kurang menyenangkan, lebih banyak konfliknya, tidak ada wujud perubahannya, tidak banyak mengelaborasi ide gagasan yang bermuara pada kebijakan," terangnya.

Baca juga: Pengamat Undip Nilai PDI-P Sengaja Gantungkan Status Kader Gibran sebagai Tiket Masuk Pemerintahan jika Ganjar Kalah

 

Menurutnya sikap apatisme kaum muda ini tak lepas dari konflik yang kerap muncul dari parpol. Belum lagi semua partai yang tak memiliki ideologi dan gagasan yang berbeda antara satu sama lain.

"Ini pekerjaan rumah bersama ya. Bagaimana partai menghasilkan kebijakan yang menjawab kebutuhan masyarakat. Kalau kita lihat di Indonesia memang hampir semua partai sama arahnya. Misalnya PSI juga mulai membangun politik programatik," lanjutnya.

Seperti halnya PSI menjanjikan program BPJS gratis bila partainya menang. Namun belum muncul gagasan yang membedakan setiap partai.

"Tapi sekarang belum muncul gagasan apa sih yang membedakan partai Gerindra dengan PDI-P dengan Golkar? Dalam hal kebijakan belum ada," jelasnya.

Padahal penting bagi parpol dan kandidat yang diusung untuk mencipkatan program dan gagasan yang tajam dan inovatif. Sehingga nantinya memiliki daya tawar bagi kalangan muda.

Dia juga berharap gagasan inovatif itu muncul dari cawapres Gibran Rakabuming Raka yang selama ini ditonjolkan sisi kepemudaannya oleh pasangannya, capres Prabowo Subianto.

"Sehingga nanti setelah pemilu anak muda bisa senang masuk partai. Kesadara anak muda itu tidak hanya setiap 5 tahun bikin relawan, selesai, menang nanti ada yang dapat jabatan, tapi tetap gak meningkat partisipasi di bawahnya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com