BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Kedekatan antara Pak Ambo dengan buaya Riska memang menjadi suatu hal yang fenomenal. Relasi itu bahkan dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun, kedekatan itu bak sirna semalam. Riska pun direlokasi oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimatan Timur ke Penangkaran Teritip, Balikpapan.
Relokasi tersebut didasari peristiwa buaya yang menerkam warga di kawasan Bontang beberapa waktu lalu.
Baca juga: Buaya Riska Berhasil Dievakuasi, Dipindah ke Penangkaran Teritip Balikpapan
Sehingga berdasarkan kesepakatan warga dan beberapa pihak, buaya di kawasan tersebut direlokasi. BKSDA baru merelokasi dua buaya, salah satu di antaranya adalah Riska.
Selama di Penangkaran Teritip Balikpapan, Fitriani, anak dari Pak Ambo ini mengaku sempat dilarang mengambil video oleh pihak BKSDA.
“Aneh, kami dilarang kemarin buat video, sedangkan pengunjung lain dibolehin buat video. Tapi pas kami datang, berubah pikiran katanya salah paham,” kata Fitriani pada Sabtu (7/10/2023).
Ambo dan Riska memang cukup terkenal dengan konten-konten kedekatannya di kanal YouTube Fitriani Riska. Kedekatan tersebut dinilai tak lazim lantaran Riska merupakan satwa liar dilindungi.
Sejatinya BKSDA Kaltim telah memperingati Pak Ambo untuk tidak membuat konten ataupun memelihara buaya Riska lantaran merupakan satwa liar.
Kepala BKSDA Kaltim M Ari Wibawanto mengatakan, sebenarnya sejak 2019, pihaknya sudah mengeluarkan surat pernyataan untuk tidak memberikan makan maupun memelihara buaya karena merupakan satwa liar.
Baca juga: Buaya Riska Berhasil Dievakuasi, Dipindah ke Penangkaran Teritip Balikpapan
“Risikonya cukup besar. Itu surat pernyataannya sudah cukup jelas kok. Ketika mereka ada konten-konten itu kita bertindak cepat mengingatkan mereka dan dari Ambo sendiri sudah membuat surat pernyataan bahwa dia tidak akan melakukan tindakan apapun,” ungkap Ari.
Namun, rupanya Pak Ambo disebut mengabaikan peringatan tersebut. Ia tetap membuat konten kedekatannya dengan Riska hingga ditonton jutaan orang di kanal YouTube-nya.
“Tapi mereka masih melakukan pembuatan konten ya jadi kan bukan kesalahan kita jika ada terjadi sesuatu, kita sudah mengingatkan karena ini adalah satwa liar. Dia tidak memelihara secara fisik di kandang karena habitat alamnya kan di sana (sungai),” pungkasnya.
Terkait surat tersebut, Fitriani membenarkan adanya surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pak Ambo. Namun menurut Fitriani saat itu ayahnya kurang memahami betul isi dari surat dari BKSDA tersebut.
“Kemarin bapak itu kurang paham dengan isi surat yang ditandatangani dari pihak BKSDA. Karena yang dia tahu jika Riska melukai orang lain, Bapak Ambo yang bertanggung jawab, makanya dia bersedia bertanda tangan,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.