PALEMBANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memperpanjang pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga 12 Oktober 2023 mendatang.
Perpanjangan masa TMC dilakukan karena potensi adanya awan hujan yang cukup tinggi. Sebelumnya, TMC hanya dilakukan dari tanggal 1 sampai 6 Oktober.
Penjabat (PJ) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan, seluruh Forkopimda sebelumnya telah berkoordinasi untuk mengatasi kabut asap yang disebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Baca juga: Kepri Dikepung Kabut Asap Kiriman dari Kalimantan, Jambi, dan Sumsel
Hasil koordinasi tersebut seluruh pihak diminta ikut serta dalam proses pemadaman lahan yang kini berlangsung. Temasuk TMC untuk menurunkan hujan ke lokasi kebakaran.
"Tim darat selalu siaga dalam koordinasi melakukan pemadaman karhutla. Kita sudah ajukan kembali penambahan pelaksanaan TMC di Sumsel," kata Agus, Jumat (6/10/2023).
Baca juga: Babel Mulai Diselimuti Kabut Asap, Ada Gambut Terbakar dan Kiriman dari Sumsel
Agus mengungkapkan, selain menambah jumlah personel untuk memadamkan api, mereka menyusun APBD untuk penanganan Karhutla agar lebih optimal.
"Kita upayakan semaksimal mungkin, termasuk waterboombing dan penambahan personel di lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alsyahbana menambahkan, dalam proses TMC itu setidaknya satu ton garam disemai ke atas awan agar terjadi hujan. Tingginya potensi awan hujan itu setelah mereka mendapatkan laporan dari BMKG.
"Karena adanya awan hujan yang potensinya cukup tinggi, besar kemungkinan dilakukan sekitar 2 sampai 3 kali sorti per hari. Dalam sekali sorti 1 ton garam kami semai," ungkap Iqbal.
Iqbal mengungkapkan, hujan sangat efektif mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini.
Sebab, lokasi kebakaran merupakan lahan gambut dalam serta jarak jangkau yang cukup jauh.
Sehingga proses pemadaman pun mengalami kendala. Terlebih saat ini lokasi air yang sudah mulai sulit dicari.
"Meluasnya kasus kebakaran lahan diharapkan dapat teratasi jika hujan dapat turun di wilayah yang terbakar sekaligus memperbaiki kondisi udara," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.