Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Awan Hujan Tinggi, Sumsel Perpanjang Modifikasi Cuaca

Kompas.com - 06/10/2023, 16:45 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memperpanjang pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga 12 Oktober 2023 mendatang. 

Perpanjangan masa TMC dilakukan karena potensi adanya awan hujan  yang cukup tinggi. Sebelumnya, TMC hanya dilakukan dari tanggal 1 sampai 6 Oktober. 

Penjabat (PJ) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan, seluruh Forkopimda sebelumnya telah berkoordinasi untuk mengatasi kabut asap yang disebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). 

Baca juga: Kepri Dikepung Kabut Asap Kiriman dari Kalimantan, Jambi, dan Sumsel

Hasil koordinasi tersebut seluruh pihak diminta ikut serta dalam proses pemadaman lahan yang  kini berlangsung. Temasuk TMC untuk menurunkan hujan ke lokasi kebakaran. 

"Tim darat selalu siaga dalam koordinasi melakukan pemadaman karhutla. Kita sudah ajukan kembali penambahan pelaksanaan TMC di Sumsel," kata Agus, Jumat (6/10/2023). 

Baca juga: Babel Mulai Diselimuti Kabut Asap, Ada Gambut Terbakar dan Kiriman dari Sumsel

Agus mengungkapkan, selain menambah jumlah personel untuk memadamkan api, mereka menyusun APBD untuk penanganan Karhutla agar lebih optimal. 

"Kita upayakan semaksimal mungkin, termasuk waterboombing dan penambahan personel di lapangan," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alsyahbana menambahkan, dalam proses TMC itu setidaknya satu ton garam disemai ke atas awan agar terjadi hujan. Tingginya potensi awan hujan itu setelah mereka mendapatkan laporan dari BMKG. 

"Karena adanya awan hujan yang potensinya cukup tinggi, besar kemungkinan dilakukan sekitar 2 sampai 3 kali sorti per hari. Dalam sekali sorti 1 ton garam kami semai," ungkap Iqbal. 

Iqbal mengungkapkan, hujan sangat efektif mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini. 

Sebab, lokasi kebakaran merupakan lahan gambut dalam serta jarak jangkau yang cukup jauh. 

Sehingga proses pemadaman pun mengalami kendala. Terlebih saat ini lokasi air yang sudah mulai sulit dicari. 

"Meluasnya kasus kebakaran lahan diharapkan dapat teratasi jika hujan dapat turun di wilayah yang terbakar sekaligus memperbaiki kondisi udara," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Regional
Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Regional
PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

Regional
Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Regional
Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Regional
Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan 'Driver' Ojek Rebutan Foto

Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan "Driver" Ojek Rebutan Foto

Regional
Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Regional
Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga 'Long March' Ikuti Jalan Santai

Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga "Long March" Ikuti Jalan Santai

Regional
Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Regional
Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com