BORONG, KOMPAS.com - Wakil Bupati Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Siprianus Habur memimpin tim gabungan bencana kebakaran kawasan hutan Pocolumu dan lahan warga di Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Tim gabungan tersebut berhasil memadamkan api pada Senin (2/10/2023) pukul 15.00 Wita.
Habur menjelaskan, tim gabungan yang bekerja keras memadamkan api secara manual di pegunungan, lembah terdiri dari Dinas Kehutanan, anggota TNI dan Polri, Satuan Pamong Praja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Manggarai Timur, Staf dari Kecamatan Kota Komba.
Baca juga: 40 Hektar Hutan dan Lahan di Manggarai Timur Terbakar
"Saya bersama tim gabungan berjalan kaki mendaki bukit untuk memadamkan api yang membakar kawasan hutan dan lahan warga setempat. Sementara tim lainnnya dari Dinas Kehutanan sudah sejak pagi bersama anggota TNI, Polri yang memadamkan api dedaunan," jelasnya kepada Kompas.com di lokasi kebakaran, Senin.
Habur menjelaskan tepat 16.00 Wita, api di lokasi kebakaran bisa dipadamkan secara manual oleh tim gabungan yang bergerak cepat.
"Semua tim sudah kembali ke Kota Borong sesudah berhasil memadamkan api," jelasnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Manggarai Timur, Doni Nggaro kepada Kompas.com, Senin, menjelaskan, luas kawasan hutan lindung di Gunung Pocolumu itu 70 hektare. Lokasi yang terbakar seluas 40 hektare termasuk lahan warga.
Di kawasan itu sudah ditanami 26.000 tanaman jambu mente. Akibat kebakaran, 20.000 tanaman jambu mente hangus.
"Sejak informasi dari masyarakat tadi malam kawasan hutan itu terbakar. Tim reaksi cepat Dinas Kehutanan mendatangi lokasi dan meminta masyarakat untuk sama-sama memadamkan api. tapi karena sudah malam maka tim memadamkan api di lokasi terbakar dimulai sejak jam 06.00 hingga pukul 16.00 Wita," jelasnya.
Baca juga: 5 Siswa SMK Terseret Ombak di Manggarai Timur, 1 Meninggal dan 4 Masih Dirawat
Nggaro menjelaskan, kebakaran kawasan hutan dan lahan perkebunan warga itu diduga ulah manusia yang mau berburu di kawasan hutan tersebut.
"Diduga penyebabnya ulah manusia yang mau berburu di kawasan hutan tersebut," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.