Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.609 Warga Jateng Jadi Korban TPPO, 90 Orang Terlibat Judi dan Penipuan "Online"

Kompas.com - 15/09/2023, 15:57 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.609 warga Jawa Tengah menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) sepanjang 6 Juni sampai 11 September 2023. Sebanyak 90 orang di antaranya merupakan korban judi dan penipuan online atau online scam.

Hal itu diungkapkan Ditreskrimum Polda Jateng Kompol Supriyadi, saat rakor dan diskusi publik pencegahan TPPO di kantor BPSDMD Jateng, Jumat (15/9/2023).

"Jumlah tersangka 59 orang dan korban 1.609 orang. Sebanyak 1.258 sudah diberangkatkan ke luar negeri dan 351 belum diberangkatkan," tutur Supriyadi saat rapat berlangsung.

Baca juga: Banyak Kasus TPPO, Imigrasi Buat Desa Binaan di Serang Banten

Pihaknya menyebut judi dan penipuan online menjadi modus baru yang marak menargetkan anak muda dalam kasus TPPO. Pasalnya modus tersebut tidak hanya menargetkan masyarakat miskin, tapi juga mereka yang berpendidikan tinggi.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Jateng Emma Rahmawati mengatakan gaya hidup komsumtif dan hedon di kalangan anak muda menjadi penyebab utama mereka tertarik bekerjan ke luar negeri dan terjerat online scam.

"Korban online scam tidak hanya orang berpendidikan rendah, tapi juga pendidikan tinggi. Barang kali tadi iming-iming pengen cepat dapat uang itu. Pengen cepet kaya. Kalau dia dapat korban dia dapat bonus miliaran. Lha kan gampang banget dan persyaratanya mudah. Ini yang membuat orang cepat mendaftar. Kan bujuk rayunya kuat banget," ungkap Ema kepada wartawan.

Salah satunya, korban ditawari magang dan bekerja di luar negeri dengan dijanjikan gaji besar. Namun tersangka tidak memiliki izin untuk merekrut pegawai karena tidak terdaftar di BP2MI.

Korban yang tergiur gaji pun dengan mudah terjerat tipu daya para pelaku TPPO tanpa memikirkan risiko yang akan dihadapi nantinya.

Tak jarang, mereka dipaksa bekerja di negara yang berbeda dari perjanjian awal dan mengurus visa setelah tiba di lokasi. Padahal hal itu menyalahi aturan imigrasi.

Baca juga: Kejari Pasaman Barat Siapkan 5 JPU untuk Kasus Perdagangan Orang ke Brunei

Belum lagi terkadang mereka ditempatkan di negara berkonflik dan diancam dengan jumlah penalti ratusan juta bila hendak mengundurkan diri. Padahal gaji yang diterima tak sesuai janji awal. Akhirnya korban tak punya pilihan selain menyelesaikan kontrak.

"Data yang terakhir itu sekitar 90 orang data di Jateng yang masuk ke online scam itu. Paling banyak Filipina, Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam," lanjut Ema.

Lebih lanjut, Sekretaris Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Didik Eko Pujianto mengungkap bila WNI yang sudah terjerat ke luar negeri biasanya diminta merekrut WNI untuk menjadi korban berikutnya dengan iming-iming bonus miliaran rupiah.

Baca juga: Polda NTB Ungkap 26 Kasus TPPO dalam 3 Bulan, Total Korban 190 Orang

Sementara situs judi dan penipuan online itu masih terus bermunculan meskipun pihaknya telah melakukan take down sepanjang waktu.

"Jumlahnya itu 10 di take down muncul 20 dan seterusnya, karena memang TPPO itu kan penipuan. Segala upaya sangat intensif. Bisa dilihat di situsnya Kominfo beribu-ribu sudah di take down beribu-ribu juga akan muncul. Nah ini kita yang harus sama-sama hati-hati," kata Didik.

Mengatasi hal ini, Pemprov Jateng berencana melibatkan kepala desa untuk melakukan sosialisasi agar dapat mencegah warganya menjadi korban TPPO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Ada Sisa Erupsi di Lereng Marapi, Warga Diminta Waspada Saat Hujan Turun

Masih Ada Sisa Erupsi di Lereng Marapi, Warga Diminta Waspada Saat Hujan Turun

Regional
Pemkab Tangerang Meriahkan Pawai Mobil Hias HUT Ke-44 Dekranas di Solo

Pemkab Tangerang Meriahkan Pawai Mobil Hias HUT Ke-44 Dekranas di Solo

Regional
Kisah Wanita Pemilik UMKM, Hadijah Lawan Diskriminasi Difabel dan Syaifah Bangkitkan Tenun Alamiah

Kisah Wanita Pemilik UMKM, Hadijah Lawan Diskriminasi Difabel dan Syaifah Bangkitkan Tenun Alamiah

Regional
BEM Sebut UKT Naik hingga 500 Persen, Unsoed Beberapkan Faktanya

BEM Sebut UKT Naik hingga 500 Persen, Unsoed Beberapkan Faktanya

Regional
Tinjau Program Keluarga Berkualitas, 17 Delegasi dari 12 Negara Kunjungi Kampung KB di Banyuwangi

Tinjau Program Keluarga Berkualitas, 17 Delegasi dari 12 Negara Kunjungi Kampung KB di Banyuwangi

Kilas Daerah
Caleg Terpilih Tersangka Kasus TPPO di Sikka Belum Ditahan

Caleg Terpilih Tersangka Kasus TPPO di Sikka Belum Ditahan

Regional
Sekda Padang Dilantik Jadi Pj Wali Kota

Sekda Padang Dilantik Jadi Pj Wali Kota

Regional
Akhir Pelarian WN Bangladesh DPO Kasus Penyelundupan WNA ke Australia, Ditangkap dan Dibawa ke Kupang

Akhir Pelarian WN Bangladesh DPO Kasus Penyelundupan WNA ke Australia, Ditangkap dan Dibawa ke Kupang

Regional
Terlibat Kecelakaan dengan Kereta Sembrani di Semarang, 1 Mobil Ringsek

Terlibat Kecelakaan dengan Kereta Sembrani di Semarang, 1 Mobil Ringsek

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Regional
Tukang Parkir Aniaya Dokter Spesialis RSUCM Aceh Utara

Tukang Parkir Aniaya Dokter Spesialis RSUCM Aceh Utara

Regional
Dipancing Urusan Keimigrasian, WN Bangladesh DPO Kasus Perdagangan Orang Ditangkap

Dipancing Urusan Keimigrasian, WN Bangladesh DPO Kasus Perdagangan Orang Ditangkap

Regional
Kisah Pilu Nenek Tewas Diperkosa 5 Orang di Sorong, 4 Pelaku Masih Buron

Kisah Pilu Nenek Tewas Diperkosa 5 Orang di Sorong, 4 Pelaku Masih Buron

Regional
17 Delegasi Internasional Kunjungi Banyuwangi, Ini Kata Mereka

17 Delegasi Internasional Kunjungi Banyuwangi, Ini Kata Mereka

Regional
Kabur Usai Banting Bayinya hingga Tewas, Ayah di Empat Lawang Ditangkap

Kabur Usai Banting Bayinya hingga Tewas, Ayah di Empat Lawang Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com