LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Pernikahan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat batal digelar setelah calon mempelai wanita yang mulanya berinisial NE (18) diketahui adalah seorang pria dengan identitas ZK.
Hal tersebut diketahui saat prosesi adat pernikahan di Lombok. Orangtua calon mempelai wanita kebingungan dan mengaku bahwa mereka tidak memiliki anak perempuan.
Berikut cerita Kepala Dusun Bun Salak, Toha yang mengaku mengikuti prosesi adat sampai identitas calon pengantin wanita terbongkar:
Baca juga: Calon Pengantin Wanita di Lombok Tengah Ternyata Seorang Pria, Pernikahan Batal Digelar
Toha menjelaskan, mulanya warga di Dusun Bun Salak, Desa Jago, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat berinisial SN (30) hendak menikah dengan calon pengantin wanita asal Desa Krame Jati, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah berinisial NE (18).
Mereka kemudian menjalani proses adat pernikahan khas suku Sasak Lombok yang diawali dengan merarik, Kamis (7/9/2023) malam.
Prosesi ini berupa pinangan calon mempelai pria yang dilanjutkan membawa calon mempelai wanita ke rumahnya
Baca juga: Polisi Ungkap Alasan Calon Pengantin Dikenai Wajib Lapor Terkait Kebakaran Bromo
Setelah tiga hari, dilanjutnya dengan proses nyelabar.
Dalam proses ini, keluarga mempelai pria memberikan kabar pada keluarga mempelai wanita, bahwa si anak (perempuan) telah dipinang dan akan menikah.
Di luar dugaan, keluarga mempelai wanita justru kebingungan saat mendapat kabar lantaran orangtua merasa tidak memiliki anak perempuan.
"Pas saya datang untuk selabar ke alamat yang diberikan NE, orangtuanya bingung, tidak mengaku punya anak perempuan menikah, karena tidak punya anak perempuan," kata Toha, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Buntut Pengantin Pria di Bima Kabur, Keluarga Mempelai Wanita Lapor Polisi
Pihak tokoh masyarakat dan kepala dusun kebingungan dengan penjelasan orangtua NE.
Mereka mencoba meminta bantuan ke dusun-dusun tetangga untuk mencocokkan identitas calon mempelai wanita dengan alamatnya.
Hingga akhirnya, Toha mencoba menelepon NE dengan panggilan video agar orangtua melihat langsung pengantin perempuan. Namun saat video call, NE menggunakan jilbab dan menutup mukanya.
"Pas waktu video call, dia menutup mukanya dengan masker, orangtuanya jadinya tidak mengenal dia. Orangtuanya sempat marah karena tidak mau memperlihatkan wajah utuhnya," kata Toha.
Baca juga: Pernikahan Anak di Bima Berujung Persoalan Hukum, Sang Pengantin Pria Kabur
Selanjutnya, sang orangtua menceritakan bahwa anaknya berinisial ZK tidak pulang ke rumah selama beberapa hari.