Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap di Palembang dan Jambi, Warga: Tenggorokan Kering, Mata Pedih, Hidung Tersumbat

Kompas.com - 12/09/2023, 12:05 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah kota di Indonesia diselimuti kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu, dan menyebabkan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat.

Namun pegiat lingkungan khawatir situasinya “dapat memburuk” mengingat musim kemarau yang kering –akibat fenomena El Nino—masih akan berlangsung hingga Oktober. Pemerintah pun diminta menindak tegas korporasi yang menyebabkan karhutla. Seberapa buruk situasinya?

Kualitas udara di Kota Palembang dan Jambi memburuk mencapai level “tidak sehat” setelah berhari-hari diselimuti kabut asap hingga Kamis (7/9).

“Saya dan keluarga setiap paginya merasa tidak segar bernapas, kami juga merasa tidak nyaman, ada aroma asap,” keluh seorang warga Palembang, Adi Surya Dirgantara, 37, saat ditemui wartawan Nefri Inge Yan Resti yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: Cegah Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Pendaki Diminta Tak Buat Api Unggun

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan jumlah titik api hingga Selasa (5/9) sudah "naik tinggi" menjadi 3.788 atau hampir empat kali lipat apabila dibandingkan dengan data tahun lalu sebanyak 979 titik.

Kondisi ini telah diperingatkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa El Nino dapat meningkatkan potensi terjadinya karhutla menjadi lebih buruk dibanding tiga tahun terakhir.

Namun Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai El Nino “hanya pemantik” kebakaran, sedangkan memburuknya kebakaran hutan tahun ini “disebabkan oleh lemahnya pengawasan dan penindakan pemerintah terhadap korporasi penyebab karhutla”.

Bagaima dampak karhutla sejauh ini?

Kebakaran hutan dan lahan telah menyebabkan sejumlah wilayah di Indonesia dilanda kabut asap, sehingga kualitas udara memburuk.

Di Palembang, Adi Surya Dirgantara mengaku bahwa dia dan tiga anaknya sampai sakit akibat kabut asap yang menyelimuti kawasan tempat tinggal mereka.

“Tenggorokan terasa kering, mata agak pedih, hidung kami tersumbat. Sudah satu minggu ini mengalami demam,” kata Adi, sambil menambahkan bahwa beberapa karyawan di warung mie miliknya juga mengalami batuk.

Baca juga: Kondisi Terkini Kebakaran Bromo, Sulitnya Medan dan Fenomena Tornado Api

BMKG mengatakan bahwa karhutla menjadi salah satu penyebab memburuknya kualitas udara di Palembang belakangan ini.

Pada Kamis (7/9), indeks standar pencemaran udara untuk PM2,5 menunjukkan bahwa kualitas udara di kota ini “tidak sehat”.

Adi mengaku was-was dengan kondisi itu, dan terpaksa membatasi aktivitas anaknya di luar ruangan.

“Anak saya yang pertama begitu pulang sekolah tidak saya izinkan lagi untuk main di luar. Kalau ke sekolah juga wajib pakai masker,” tuturnya.

Penurunan kualitas udara turut terjadi di Kota Jambi, yang terdampak oleh kabut asap kiriman dari kebakaran di wilayah Sumatra Selatan.

Sekolah-sekolah mulai mewajibkan para siswanya untuk mengenakan masker. Jupri Yanto, salah satu guru di SDN 66 Jambi mengatakan mereka harus mengurangi aktivitas belajar di luar ruangan.

“Sejak beberapa hari terakhir kami tidak lagi mengadakan kegiatan seperti senam, mengingat kondisi udara yang masuk kategori tidak sehat,” kata Jupri.

Baca juga: BNPB Sebut Denda Pelaku Kebakaran Bromo Masih Kurang Dibanding Biaya Water Bombing

Sejauh ini, pemerintah di kedua kota tersebut belum menetapkan status siaga darurat bencana asap. Padahal jumlah kasus ISPA dilaporkan telah meningkat.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Selatan Trisnawarman mengatakan terjadi peningkatan 4.000 kasus ISPA dalam sebulan sejak Juli hingga Agustus 2023.

“Biasanya kalau faktor kemarau ISPA keluar, ditambah lagi faktor asap, kan pagi bau asap kan, apalagi malam,” kata Trisnawarman.

Sementara ini, Dinas Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah atau mengenakan masker saat bepergian.

“Kalau [kualitas udara] sudah di atas ambang batas, kami akan mohon kebijakan kepala daerah untuk meliburkan beberapa hari,” kata Trisnawarman.

Sedangkan di Jambi, dalam lima hari pertama September telah terdeteksi sebanyak 1.097 kasus ISPA. Padahal pada Juli lalu, tercatat sebanyak 6.709 kasus ISPA dalam sebulan.

Baca juga: BNPB Sebut Denda Pelaku Kebakaran Bromo Masih Kurang Dibanding Biaya Water Bombing

Serupa dengan Pemprov Sumatra Selatan, Pemkot Jambi mengaku masih terus memantau perkembangan situasi terkait kabut asap.

“Kalau sudah buruk sekali dan partikel abu sudah kelihatan jelas dan menyerang anak kita, maka akan kita liburkan anak sekolah kita,” kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha.

Baru Kalimantan Barat yang telah menetapkan status tanggap darurat bencana asap akibat karhutla dan berlaku pada 1-30 September 2023. Lebih dari 100 warga di Kabupaten Ketapang harus mengungsi akibatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com