Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepenggal Kisah Eks Warga Timor Timur: Mengungsi Bersama Puluhan Orang dalam Truk

Kompas.com - 17/08/2023, 19:47 WIB
Zintan Prihatini,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

SELAMA lebih dari dua dekade, sebagian warga eks pengungsi Timor Timur hidup di tanah Nusa Tenggara Timur (NTT), seusai disahkannya hasil referendum pada 1999 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Hasil referendum itu memberikan dua pilihan bagi warga, yakni menetap atau angkat kaki dari Timor Timur. Pilihan untuk angkat kaki dari tanah kelahirannya di Timor Timur dipilih keluarga Filomena Caibuti (40).

Filomena berbagi kisah yang mencekam baginya itu kepada saya, Zintan Prihatini, jurnalis Kompas.com dalam liputan khusus Merah Putih di Perbatasan.

Baca juga: Di Pesisir Pantai Motaain NTT, Ada Batas Negara dan Upacara Peringatan Kemerdekaan

 

Siang yang terik menemani perbincangan saya dengan Filomena, tepat di Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia di Motaain, Belu, NTT, Kamis (17/8/2023).

Ibu dari empat anak ini tampak mengunyah kapur sirih sambil memangku buah hatinya. Rumah Filomena berada tak jauh dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, yang menjadi gerbang perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Kisah Filomena

Saya membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan, "Bagaimana rasanya hidup di wilayah perbatasan?"

Mendengar itu, Filomena tersenyum tipis. Dia mengaku berasal dari Provinsi Timor Timur yang kini telah merdeka dan menjadi negara Timor Leste. Filomena bersama adik-adik dan ibunya mengikuti keputusan sang ayah yang kala itu tergabung dalam kesatuan TNI.

"Kami dari sana (Timor Timur) mengungsi, datang ke sini. Tiga kepala keluarga (KK) naik satu truk karena tidak ada kendaraan lagi. Bapak saya juga tentara. Kami mau datang ke sini susah, sudah tidak ada kendaraan," ujar Filomena.

Baca juga: Wajah PLBN Motaain, Akses Indonesia ke Timor Leste

Setidaknya, lanjut dia, ada puluhan orang yang duduk bersamanya di dalam truk pengap itu. Dalam kondisi ketakutan, kala itu Filomena dan keluarganya menuju Atambua untuk berlindung.

Filomena Caibuti (40), eks warga Timor Timur yang memilih menjadi WNI, saat ditemui di Motaain, Belu, NTT, Kamis (17/8/2023).KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI Filomena Caibuti (40), eks warga Timor Timur yang memilih menjadi WNI, saat ditemui di Motaain, Belu, NTT, Kamis (17/8/2023).

Samar-samar ia mencoba kembali mengingat perjalanannya memilih menetap menjadi Warga Negara Indonesia. Hal yang paling melekat, sebut dia, adalah suasana pada saat itu sangat keruh.

"Usia saya sekitar 16 tahun, saya sampai putus sekolah di kelas 3 SMP. Kami datang ke keluarga, kebetulan di sini ada keluarga di Atambua. Jadi kami langsung ke rumahnya, menginap di situ," ungkap Filomena.

Sesampainya di Atambua, keluarga Filomena memutar otak untuk bertahan hidup. Alhasil, mereka mencari tanah dan mendirikan rumah sederhana di Atambua.

"Saya punya adik-adik, semuanya ikut di sini. Tetapi ada yang memilih ke Timor Leste, (yaitu) nenek, om, saudara yang lain semua di sana," paparnya.

Baca juga: Kunjungi PLBN Motaain, Wamendagri: Banyak Hal Perlu Kita Benahi

Seiring berjalannya waktu, Filomena menikmati kehidupannya di Atambua. Dia kemudian menikah dan memiliki keluarga dengan empat orang anak yang masih bersekolah.

Setelah menikah dengan suaminya itulah, Filomena menempati rumah yang dibangun di Motaain, kawasan perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Regional
'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com