PEKANBARU, KOMPAS.com -Kapal Motor (KM) Lintang Timur Samudra karam hingga tenggelam di perairan Selat Malaka. Beruntung, 11 orang anak buah kapal (ABK) dapat dievakuasi dan selamat.
Begini detik-detik KM Lintang Timur Samudra karam di perairan Selat Malaka.
Pada Senin (31/7/2023) waktu subuh, KM Lintang Timur Samudra bermuatan kelapa dan pisang berangkat dari Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan tujuan Malaysia.
Saat melintasi lautan lepas Selat Malaka, tiba-tiba gelombang besar datang menghantam kapal. Hempasan gelombang itu membuat kapal bocor. Air mulai masuk ke lambung kapal.
Sebelum kapal karam di lautan, seorang ABK sempat naik ke atas kapal meminta pertolongan.
Hal ini terlihat dalam video berdurasi 18 detik yang diterima Kompas.com dari Basarnas Pekanbaru, Selasa (1/8/2023). Video itu direkam oleh ABK lainnya.
Baca juga: KM Lintang Timur Samudra Karam di Selat Malaka, 11 ABK Ditemukan Selamat
ABK tersebut tampak menyalakan smoke signal atau hand flare untuk meminta pertolongan.
"Woi, woi, tolong bantu," teriak ABK itu sambil memegang flare.
Kepala Basarnas Pekanbaru Budi Cahyadi mengatakan, ABK tersebut menyalakan flare sebagai tanda bahaya.
"ABK menyalakan hand flare. Itu asap sebagai tanda bahaya dan meminta pertolongan," kata Budi kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Selasa.
Budi mengatakan, setelah mendapat laporan adanya kapal karam di perairan Selat Malaka, pihaknya langsung mengerahkan tim dengan Kapal RB 218 Dumai.
Kapal SAR KN Sanjaya Medan, Sumatera Utara, juga sama-sama bergerak ke lokasi.
Tim berangkat sejak pagi dan sampai ke lokasi kejadian pukul 16.00 WIB.
"Sesampainya di lokasi, tim tidak menemukan kapal yang karam tersebut. Namun, kami mendapat informasi kapal tersebut sudah dibawa ke Pulau Tukong oleh kapal nelayan," kata Budi.
Tim SAR Pekanbaru dan Medan berangkat ke Pulau Tukong. Namun, karena cuaca yang buruk, kapal petugas terpaksa menepi ke Pulau Jemur.