Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Palembang Keluhkan Air PDAM Keruh Berwarna Coklat

Kompas.com - 11/07/2023, 12:01 WIB
Aji YK Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kualitas air bersih di Palembang, Sumatera Selatan, mengalami penurunan kualitas sejak tiga hari terakhir. Distribusi air yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi dalam kondisi keruh hingga berwarna kecoklatan.

Imam (49), salah satu warga Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang, mengatakan, kondisi air keruh yang disalurkan itu berlangsung sejak Sabtu (8/7/2023). Padahal, beberapa hari sebelumnya yang disalurkan air bersih dan jernih.

“Airnya warna coklat, kemudian banyak kotoran yang mengendap,” kata Imam, Selasa (11/7/2023).

Baca juga: Antisipasi Jemaah Sembunyikan Air Zamzam di Koper, Pemerintah Tambah Jatah Jadi 10 Liter

Kondisi air keruh membuatnya enggan untuk memakai air itu untuk memasak atau air minum karena dikhawatirkan akan menyebabkan penyakit.

“Jadi hanya untuk mandi saja, itu pun akhirnya diendapkan dulu biar tidak bercampur kotorannya,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Afwan, warga Kelurahan Pahlawan, Palembang.

Sejak tiga hari terakhir, distribusi air bersih dari PDAM Tirta Musi begitu buruk. Afwan menyayangkan tidak adanya pemberitahuan apa pun kepada para pelanggan terkait kejadian tersebut.

“Semestinya diberi tahu ke pelanggan penyebabnya apa. Karena kita kan bayar juga tiap bulan,” keluhnya.

Ia berharap kondisi distribusi air bersih di Palembang segera pulih sehingga dapat kembali digunakan secara normal.

“Karena kami juga butuh air untuk kegiatan sehari-hari. Kalau seperti ini kan tidak bisa digunakan,” ungkapnya.

Penyebab air keruh

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Musi Palembang Andi Wijaya menjelaskan, penyebab kondisi air yang keruh itu dikarenakan adanya permasalahan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Rambutan.

Selain itu, faktor alam yang menyebabkan banjir di beberapa daerah Sumatera Selatan juga menyebabkan distribusi air menjadi keruh.

“Sekarang dalam proses perbaikan, kami jamin pasokan dan kualitas air segera berangsur normal," kata Andi.

Baca juga: Cerita Warga Dusun Natarita Sikka, Krisis Air dan Terpaksa Konsumsi Air Keruh

Andi menerangkan, normalisasi IPA ini dilakukan dari ujung pengaliran agar pasokan air bersih kembali lancar dengan kualitas yang baik. Selain itu, ia juga mengharapkan masyarakat untuk aktif melaporkan kejadian kondisi distribusi air bila terjadi kendala agar segera dapat ditangani.

“Pelanggan cukup mengirimkan ID ke pusat layanan di nomor 0711-355222 atau melalui WhatsApp di nomor 081178882882, dengan waktu layanan dari pukul 06.00 hingga 22.00 WIB,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com