Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Merapi, Pasokan Sayur di Kota Solo Terpengaruh

Kompas.com - 14/03/2023, 15:56 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Terdampak erupsi Gunung Merapi, pasokan sayur di Kota Solo, Jawa Tengah, mengalami penurunan baik dari segi jumlah maupun kualitas.

Kondisi ini, dirasakan para pedagang di Pasar Legi, pada Selasa (14/3/2023), menyusul abu vulkanik yang terbawa angin diketahui menempel ke taman sayur.

"Stok kurang, karena hujan abu Merapi, dari Boyolali, Cepogo," kata pedagang sayur Pasar Legi, Cemplok, saat merapikan barang dagangannya, Selasa.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi, Sultan Minta Warga Tetap Berada di Jarak Aman

Ia menjelaskan, akibatnya harga sayur mayur hingga cabe mengalami kenaikan. Yang semula satu kilo cabai rawit Rp 65.000 menjadi Rp 70.000. Kemudian, cabai merah dari harga Rp 30.000 menjadi Rp 35.000, perkilonya.

Kemudian, sejumlah sayuran juga mengalami kenaikan, meskipun tidak signifikan. Kwalitas sayur, juga mengalami penurunan karena tertimpa atau terkena Abu Vulkanik.

"Ada kenaikan harga, naiknya sampai sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000, karena stok kurang. Kalau sayuran, paling mahal Buncis bisanya Rp 6.000 jadi Rp 8.000," jelas Pedagang Pasar Legi, Suwolo.

"Sayur ngambilnya dari Cepogo, karena Erupsi Gunung Merapi, mempengaruhi kwalitas sayur, jadi rusak dan menurun," jelasnya.

Sebelumnya, hujan abu di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Hujan abu juga menutupi jalan dan tanaman yang berada di daerah tersebut.

Peneliti bidang botani fitokimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Andria Agusta mengatakan, abu vulkanik yang memiliki suhu tinggi dapat membahayakan tanaman, bahkan membuat tanaman mati.

Baca juga: Situasi Merapi Terkini, Status Siaga III dan Polisi Siapkan Jalur Evakuasi

Kendati demikian, abu vulkanik yang sudah dingin malah akan bermanfaat bagi tanaman, layaknya pupuk.

"Abu vulkanik banyak mengandung mineral. Bermanfaat bagi tumbuhan seperti pupuk," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/3/2023).

Di sisi lain, Iskandar, pengajar di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, mengenai bahaya panas abu vulkanik bagi tanaman, Iskandar menegaskan kalau hal tersebut bukanlah suatu masalah.

"Panas itu kan sesaat saja. Beberapa saat setelah abu vulkanik turun, panas itu akan hilang. Belum lagi jika terkena air hujan maka abu vulkanik akan langsung dingin," papar dia.

Baca juga: Dampak Hujan Abu Merapi, 1661,8 Hektar Lahan Pertanian di Magelang Rusak

Kendati demikian, pihaknya tidak menutup kemungkinan abu vulkanik bisa mematikan tanaman.

"Saat ini, bisa saja abu vulkanik mematikan tanaman karena daun tertutup abu sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis," jelasnya

Ia menambahkan, tidak setiap tanaman akan mati akibat sulit berfotosintesis karena abu vulkanik. Kondisi tersebut tetap tergantung sensitivitas tanaman terhadap panas dan proses fotosintesis yang dilakukan.

Ia menyarankan agar pemilik lahan yang terkena abu vulkanik untuk menyiram saja abu di tanamannya. Hal ini akan membuat abu vulkanik menjadi dingin dan dapat bermanfaat sebagai pupuk tanaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Regional
Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Regional
17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

Regional
Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Regional
Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Regional
Gelar Aksi 'May Day', Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Gelar Aksi "May Day", Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Regional
Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Regional
Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com