Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bledug Kuwu, Fenomena Semburan Lumpur yang Terkait dengan Legenda Aji Saka

Kompas.com - 06/02/2023, 21:07 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Bledug Kuwu merupakan sebuah destinasi wisata alam yang berlokasi di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Fenomena Bledug Kuwu memang terbilang cukup unik sehingga banyak wisatawan yang sengaja berkunjung untuk menyaksikannya.

Baca juga: Mengenal Oro Oro Kesongo Blora, dari Fenomena Mud Volcano hingga Sisi Mistisnya

Untuk menyaksikan fenomena Bledug Kuwu, wisatawan dapat menempuh perjalanan kurang lebih 28 kilometer ke arah timur dari Kota Purwodadi.

Baca juga: Fenomena Live TikTok Mandi Lumpur, Ini Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi

Obyek wisata di Kabupaten Grobog ini dikelola pemerintah setempat sejak 1983 dan masih menjadi daya tarik bagi wisatawan hingga saat ini.

Baca juga: Fenomena La Nina, Warga Bantaran Sungai di Dompu dan Bima Diminta Waspadai Banjir

Apa itu Bledug Kuwu?

Dilansir dari laman dpad.jogjaprov.go.id, Bledug Kuwu adalah sebuah fenomena gunung api lumpur (Mud Volcano) dengan letupan-letupan lumpur yang mengandung garam.

Letupan di Bledug Kuwu berlangsung antara dua hingga tiga menit dengan diameter kurang lebih 650 meter.

Adapun asal nama Bledug Kuwu secara etimologi berasal dari Bahasa Jawa, yaitu istilah “bledug” berarti ledakan atau meledak dan “kuwu” yang diserap dari kata kuwur yang berarti lari, kabur, atau berhamburan.

Sementara dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Grobogan, Bledug Kuwu adalah telaga lumpur hangat seluas kurang lebih 45 hektar.

Penyebab Terjadinya Bledug Kuwu

Fenomena Bledug Kuwu terjadi karena keluarnya air dan lumpur dari endapan laut purba di dalam tanah karena tekanan air vertikal.

Lumpur yang disemburkan Bledug Kuwu akan disertai asap putih yang membumbung tinggi hingga mencapai ketinggian 3 meter.

Namun pada saat-saat tertentu akan terjadi letupan keras yang mampu menyemburkan lumpur setinggi 10 meter hingga nampak sangat spektakuler.

Adapun fenomena letupan keras ini biasanya terjadi pagi buta ketika udara dingin atau saat cuaca mendung.

Sementara Kepala UPTD Obyek Wisata Disporabudpar Kabupaten Grobogan, Sriyono, menjelaskan bahwa menurut hasil penelitian, secara geologi yang terjadi pada Bledug Kuwu adalah suatu proses alam yang disebut fenomena Gunung Api Lumpur (Mud Volcanoes).

Sebagai fenomena ekstrusi cairan, atau aktivitas gerakan cairan untuk mencapai permukaan yang mengandung hidrokarbon dan gas seperti methane.

"Suhu Mud Volcano ini lebih rendah tak mengeluarkan magma. Material yang dikeluarkan seperti butiran sangat halus yang tersuspensi dalam cairan, seperti air atau hidrokarbon. Dengan temperatur mendapatkan tekanan sedimen yang menghasilkan gas methane dengan sedikit kandungan karbondioksida dan nitrogen," jelas Sriyono, seperti dikutip dari Kompas.com (15/07/2017)

Pengunjung menyaksikan fenomena letupan lumpur di obyek wisata Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2017). KOMPAS.com/Puthut Dwi Putranto Pengunjung menyaksikan fenomena letupan lumpur di obyek wisata Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2017).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com