Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Live TikTok Mandi Lumpur, Ini Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi

Kompas.com - 24/01/2023, 09:31 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Nusa Tenggara Barat (NTB) angkat bicara terkait fenomena sosial live mandi lumpur di TikTok yang terjadi di Desa Setanggor, Lombok Tengah.

Kepala Dinkes NTB Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan, penggunaan air kotor atau lumpur untuk mandi dapat mengancam kesehatan.

"Kalau aspek kesehatan, ada risiko air tercemar bakteri atau virus yang bisa memberikan dampak buruk pada tubuh, yakni risiko penyakit kulit seperti dermatitis, infeksi pada kulit, gangguan saluran cerna seperti diare," kata Fikri melalui sambungan telepon, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: Nenek Pemeran Video TikTok Mandi Lumpur Dapat Ayam Petelur dari Mensos Risma

Selain sejumlah penyakit tersebut, Fikri mengungkapkan, potensi penyakit jangka panjang juga dapat terjadi, terlebih dilakukan oleh orang lanjut usia (lansia).

"Paparan air dalam jangka lama juga ada risiko hipotermia atau penurunan suhu tubuh. Potensi hipotermia bisa terjadi pada lansia karena lansia memiliki daya tahan tubuh lebih rentan," kata Fikri.

Baca juga: Pemeran Video TikTok Mandi Lumpur Bantah Lakukan Ngemis Online: Kalau Ngemis Itu Datang ke Rumah Orang Minta Uang

Lebih lanjut, Fikri mengungkapkan, pada lansia tubuh tidak mempunyai kemampuan merespons perubahan suhu dingin menurun, berbeda dengan usia muda.

"Gejala hipotermia seperti rasa lelah (fatigue), badan menggigil, tangan dan kaki menjadi kaku, respons atau gerakan melambat dan kulit teraba dingin gejala yang bisa terjadi," jelas Fikri.

Fikri mengimbau agar para pemeran konten tidak melakukan hal yang dapat membahayakan kesehatan tubuh yang bisa berakibat pada penyakit jangka pendek maupun jangka panjang.

Sebelumnya, dari sisi perilaku sosial, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Nusa Tenggara Barat Ahsanul Khalik memberikan pandangan supaya masyarakat mencari rezeki dengan cara yang baik, bukan melakukan kegiatan yang merusak moral.

"Memakai jalan pintas untuk mendapatkan keuntungan ataupun juga pendapatan secara materi selama baik caranya tidak menjadi masalah, akan tetapi tidak boleh kemudian melanggar harkat dan martabat kemanusiaan yang melekat pada setiap manusia," kata Ahsanul.

Pihaknya menilai, fenomena sosial semacam ini merupakan peringatan bagi pemerintah atas kerja yang harus ditingkatkan untuk mensejahterakan masyarakat.

"Tapi tentu kita pemerintah menjadikan hal ini juga sebagai warning untuk terus memberikan perhatian, pelayanan dan pemberdayaan terbaik bagi masyarakat," kata Ahsanul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com