Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKKBN: Stunting pada Anak Tidak Genetik, tapi karena Salah Urus

Kompas.com - 28/11/2022, 18:00 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan masalah genetik tidak bisa jadi penyebab munculnya stunting pada anak.

"Orang stunting bukan karena gen stunting. Stunting itu gara-gara salah urus. Misal (bayi) usia sehari dua hari sudah dikasih makan pisang, itu kan salah urus. Seharusnya dikasih ASI ekslusif," kata Hasto, di Pendapa Brebes, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Wapres Ajak Baznas Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Hasto datang ke Brebes dalam acara peluncuran materi penyuluhan audiovisual bagi para penyuluh agama dalam program percepatan penurunan stunting.

Peluncuran materi audiovisual secara nasional dipusatkan di Pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).

Dihadiri seribuan orang secara secara daring maupun luring.

Baca juga: Pemkab Ende Targetkan Angka Stunting Turun 3 Persen Jadi 5,9 Persen pada 2023

Hasto mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya dalam penurunan angka stunting di Indonesia. Termasuk di Kabupten Brebes yang hingga kini masih banyak ditemukan kasus stunting.

Diungkapkan Hasto, tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen. Angka ini tergolong tinggi karena batas maksimal adalah 20 persen.

Sementara, di Indonesia dalam satu tahun ada 2 juta pasang orang yang menikah. Dari jumlah itu 1,6 juta hamil di tahun pertama. Kemudian dari 1,6 juta ibu hamil, jika prevalensi 24,4 persen maka akan melahirkan 400 ribu bayi stunting.

"Angka di kita masih tinggi, 24,4 persen. Jika dalam satu tahun yang nikah 2 juta, itu 1,6 hamil di tahun pertama. Kemudian dari 1,6 juta itu kalau tidak dicegah secara dini, bayi yang rawan stunting ada 400 ribu," kata Hasto.

Para penderita stunting memiliki beberapa dampak, yakni badan pendek, kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan kesehatan mudah terganggu di usia paruh baya.

Pemerintah, kata Hasto, di tahun 2024 mendatang menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai 24,4 persen.

"Pak Presiden menargetkan minimal setahun turun tiga persen," kata Hasto.

Hasto mengatakan, berbagai upaya dilakukan. Salah satunya menggandeng para penyuluh agama dan penghulu di seluruh daerah di bawah Kementerian Agama (Kemenag)

“Kalau kita ingin pesan pada calon pengantin itu, pintunya ada di mereka (penyuluh agama). Ketika mau menjadi keluarga baru, itu alasannya (menggandeng penyuluh agama dalam penurunan stunting),” kata Hasto.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com