LARANTUKA, KOMPAS.com - Sebanyak 3.371 anak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tercatat mengalami stunting.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Flores Timur Sri Ardirahayu mengatakan, ribuan penderita stunting ini tersebar di 21 wilayah puskesmas.
Baca juga: Jaksa Segera Limpahkan Perkara Korupsi Dana Covid-19 di Flores Timur ke Pengadilan Tipikor
Kasus stunting paling banyak terdapat di wilayah Puskesmas Mengaga, yakni 296 kasus. Lalu diikuti lima puskesmas lain, yakni Witihama, Ile Boleng, Waiwerang, Waiwadan, dan Waiklibang.
"Lima puskesmas ini jumlahnya 200-an penderita stunting. Sementara untuk beberapa puskesmas lain di bawah 200, dan paling rendah itu di wilayah puskesmas Demon Pagong, yakni 46 orang," jelas Sri dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).
Meski begitu, angka prevalensi stunting di Flores Timur berangsur turun selama enam bulan terakhir.
Hasil pengukuran Februari 2022, menunjukkan angka prevalensi stunting mencapai 20,4 persen atau sebanyak 3.636 balita stunting.
Sementara berdasarkan hasil pengukuran di Agustus 2022, persentasenya turun menjadi 18,70 persen atau 3.371 balita.
"Karena itu kita terus bekerja keras dan serius sehingga bisa turun jadi hingga satu digit di tahun 2023," katanya.
Sri menambahkan, salah satu program andalan penanganan stunting adalah pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi dan balita. Sehingga program tersebut bisa memastikan tumbuh kembang anak sesuai umurnya.
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi mengatakan, meski mengalami penurunan, semua pihak tidak boleh berbangga dengan capaian itu.
Sebab, berdasarkan hasil evaluasi internal, angka stunting belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Bahkan, lanjut Doris, beberapa desa dan kecamatan masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi.
Baca juga: Wisatawan AS yang Tewas di Perairan Flores Timur Dipulangkan ke Negaranya
Ia berharap, para lurah, camat, dan semua instansi, melakukan aksi nyata dalam tugas dan tanggung jawab sesuai fungsi masing-masing.
“Kita berharap di akhir tahun ini, sudah bisa bergerak dari 20 persen ke 15 persen. Itu sudah sangat luar biasa,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.