Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Upaya Dinkes Jawa Barat Mewujudkan Zero Stunting

Kompas.com - 23/11/2022, 08:21 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus gencar untuk menurunkan prevalensi stunting.

Saat ini, prevalensi stunting di Jawa Barat mencapai 24,5 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Ini artinya, dua dari 10 anak Jabar berisiko stunting.

Untuk diketahui, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting biasanya ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Jabar dr. Nina Susana Dewi mengatakan, stunting merupakan permasalahan multidimensional yang memerlukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Komitmen penanganan stunting di Jabar termaktub dalam Keputusan Gubernur Nomor 441.05/KEP.829-BAPP/2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Daerah Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Wapres Ajak Baznas Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Menurut Nina, situasi pandemi Covid-19 telah meningkatkan angka kemiskinan, sehingga berpotensi menurunkan aksesibilitas terhadap pangan berkualitas dan layanan kesehatan yang berpengaruh kepada penanganan stunting.

“Dibutuhkan upaya bersama yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan program dan mencapai target tersebut,” kata Nina.

Menurut dia, penurunan stunting tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat karena diperlukan kontinuitas dan sustainability dari intervensi yang dilakukan.

“Oleh karena itu, harus dipastikan program-program dapat dilaksanakan secara terus menerus,” ucapnya.

Dinkes Jabar, kata Nina, terus berupaya menurunkan stunting melalui berbagai program pencegahan stunting pada periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak dan periode sebelum hamil.

Baca juga: Cegah Stunting, Calon Pengantin Penting Perhatikan Usia, Gaya Hidup, dan Kebutuhan Asam Folat

Salah satu caranya dengan mengampanyekan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri satu tablet setiap minggu sepanjang tahun. Hal ini dilakukan untuk mencegah anemia pada remaja putri yang kelak akan menjadi calon ibu.

“Calon pengantin pun perlu diedukasi melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kespro Catin, usia 20 hingga 35 tahun merupakan waktu yang ideal bagi pasangan usia subur (PUS) yang ingin menikah atau pun hamil, “ katanya.

Selain itu, kata Nina, Dinkes Jabar juga intens menyosialisasikan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali selama kehamilan dengan catatan dua kali diantaranya diperiksa oleh dokter pada trimester pertama dan ketiga.

Lalu Dinkes Jabar juga menyosialisasikan untuk para ibu mendapatkan pelayanan standar, seperti timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi puncak rahim, skrinning vaksinasi tetanus, konsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selam kehamilan, pemeriksaan lab, tatalaksana kasus, dan konseling.

Baca juga: Stunting, Gangguan Perkembangan yang Mengancam Masa Depan Anak

Kemudian, pada periode masa nifas, ibu diharuskan mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas sebanyak empat kali sampai 42 hari pascapersalinan, diantaranya ibu mendapatkan vitamin A 200.000 SI.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com