Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BLT Inflasi yang diterima Warga Nunukan Berkurang Rp 50.000, BPD Kaltimtara Berikan Penjelasan

Kompas.com - 09/11/2022, 23:43 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pemerintah Daerah Nunukan menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk antisipasi dampak inflasi akibat kenaikan BBM pada pekan pertama November 2022. Penyaluran ini masih terus berlangsung sampai beberapa hari kedepan.

"Kita alokasikan BLT sebesar Rp 450.000 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Nominal tersebut merujuk ketentuan Mendagri yang mematok besaran BLT adalah 20 Persen dari DAU,’’ kata Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Nunukan, Marlia, Rabu (9/11/2022).

BLT ini hanya disalurkan sekali pada 2022. Namun jika perekonomian masih terdampak inflasi maka ada kemungkinan penyaluran BLT.

Baca juga: Kejari Sumbawa Selidiki Dugaan Penyimpangan Penyaluran BLT Desa Kakiang

Marlia menegaskan, ada 3.216 KPM yang berhak mendapat BLT tersebut. Data tersebut, merupakan data BPS tahun 2021 yang telah diverifikasi dari tingkat RT dan Kelurahan.

Ia memberi catatan bahwa alokasi BLT inflasi 2022, hanya diberikan untuk 8 kelurahan di Nunukan dan Nunukan Selatan.

‘’BLT hanya untuk kelurahan aja, kalau Desa kan ada jatah BLT sendiri dari Dana Desa. Penyaluran dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltimtara Nunukan,’’ jelas Marlia.

Hanya diterima Rp 400.000

Sejumlah KPM BLT inflasi di Nunukan, mengeluhkan nominal yang mereka terima hanya Rp 400.000 dari alokasi Rp 450.000. Hal ini pun menjadi pertanyaan para KPM. 

Bahkan ada yang menduga BLT inflasi justru menjadi orientasi bisnis karena adanya pemotongan Rp 50.000 per KPM.

Pasalnya, setelah mengantre lama, para KPM ternyata hanya diberi Rp 400.000 tunai. sementara Rp 50.000-nya masuk setoran buku rekening.

"Kami hanya terima Rp 400.000 saja. Katanya Rp 50.000-nya untuk biaya pembuatan buku rekening Bank," ujar Mustafa.

Mustafa mengaku pasrah, dan tidak berniat mengambil sisanya. Usianya yang cukup lanjut, tidak lagi mampu untuk mengantre.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh KPM lain, Asriani yang mewakili keluarganya mengantre untuk pengambilan BLT.

Baca juga: Korupsi Dana Desa dan BLT Covid-19, Kades dan Bendahara di Toraja Utara Ditahan Kejari

‘’Memang sepertinya ada pemotongan dari Bank. Lumayan juga angkanya. Kalau dikalikan 3.216 penerima BLT, Bank mendapat keuntungan cukup besar,’’ katanya.

Penjelasan pihak Bank

Opini KPM yang menduga ada pemotongan, sudah diantisipasi oleh pihak Bank. Penyelia prospek customer dan prioritas banking Bank BPD Kaltimtara Nunukan, Heni Yusuf menjelaskan, dari total penerima BLT inflasi 3.216 KPM, lebih dari 2.000 orang tidak memiliki rekening aktif.

‘’Akhirnya kami harus buatkan rekening bagi yang pasif,’’jelasnya.

Baca juga: Jokowi: BLT BBM Telah Tersalurkan 99,7 Persen

Heni mengakui, uang Rp 50.000 dalam buku rekening tersebut untuk biaya setoran awal pembuatan buku. Hanya saja, BPD Kaltim menggunakan buku ‘Tabunganku’ yang bebas biaya administrasi bulanan.

Bagi pemilik rekening aktif, BLT tersebut masuk secara utuh Rp 450.000.

‘’Jadi untuk yang pasif, sisa uangnya Rp 50.000 bisa diambil melalui teller. Tidak ada pemotongan apapun. Kita akan membayarkan sisa BLT tersebut,’’ tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Regional
Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan 'Stunting'

Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan "Stunting"

Regional
Jokowi ke Sumbar Besok, Kunjungi Korban Banjir Lahar di Agam dan Tanah Datar

Jokowi ke Sumbar Besok, Kunjungi Korban Banjir Lahar di Agam dan Tanah Datar

Regional
Kronologi Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Siswa Cedera karena Bermain di Kelas

Kronologi Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Siswa Cedera karena Bermain di Kelas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com