Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Sungai Hanyaan Jayapura Kesulitan Air Bersih, Terpaksa Tampung Tetesan dari Pipa di Jembatan

Kompas.com - 24/10/2022, 09:59 WIB
Roberthus Yewen,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Di sekitar muara pinggiran Sungai Hanyaan, Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, terdapat 17 rumah yang ditempati puluhan kepala keluarga (KK) selama 12 tahun terakhir. Mereka kesulitan mendapat akses air bersih.

Selama bertahun-tahun, mereka secara bergantian menampung air bersih dari pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di bawah Jembatan Sungai Hanyaan, di dekat Jalan Raya Entrop-Hamadi, Kota Jayapura.

Jika ada uang, warga terpaksa membeli air dari tangki untuk kebutuhan sehari-hari.

Pada Sabtu (22/10/2022) sore, seorang warga bernama Michael Bobari dan istrinya Salomina Numberi menampung air di bawah Jembatan Sungai Hanyaan. Mereka menampung air menggunakan perahu di bawah jembatan.

Di perahu itu, terdapat beberapa ember, loyak, dan coolbox, yang digunakan untuk menampung air. Michael terlihat memasang selang dari pipa PDAM dan menyalurkannya ke sejumlah wadah di perahu.

Air dari pipa milik PDAM itu tak mengalir deras. Butuh waktu untuk mengisi wadah yang telah disiapkan.

Air yang ditampung tersebut, kata Michael, akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak hingga mandi.

“Awalnya kita menimba air dari pipa PDAM yang bocor di pinggir jembatan Sungai Hanyaan, tetapi sudah ditutup PDAM, sehingga kita terpaksa menimba air dari pembuangan air PDAM yang ada juga di pinggir jembatan sungai,” ungkapnya sambil berbincang-bincang dengan Kompas.com sambil menimba air di atas perahu fiber, Sabtu.

Baca juga: KPK Akan Bahas Rencana Pemeriksaan Lukas Enembe oleh Tim Dokter IDI di Jayapura

Berjam-jam menadah air

Menurut Michael, sudah hampir puluhan tahun warga kesulitan mendapat air bersih. Setiap hari, warga harus menampung air menggunakan perahu di pinggir jembatan.

Michael menjelaskan, butuh waktu berjam-jam untuk menampung air bersih tersebut. Untuk memastikan seluruh wadah penampung air penuh, butuh waktu dari sore hingga tengah malam.


Apalagi, warga yang menampung air menggunakan perahu tak hanya dari keluarga Michael. Warga dari belasan rumah yang belum memiliki akses pipa PDAM terpaksa menampung air menggunakan perahu.

“Ada pengalaman kami pernah timba air dari sore sampai subuh pukul 03.00 WIT barulah semua tong penampung air yang kita bawa dalam perahu semuanya penuh,” jelasnya sambil menceritakan pengalamannya menimba air berjam-jam.

“Sabtu kemarin sore saja kita timba air dari sore sampai jam 22.00 WIT. Itu pun hanya sebagian tong saja yang penuh, sedangkan sebagian lainnya masih kosong,” jelas Michael saat berbincang di rumahnya, Minggu (23/10/2022).

Tak hanya Michael, puluhan keluarga di pinggir Sungai Hanyaan juga menampung air dari pipa di bawah jembatan itu sejak 2009 hingga saat ini. 

“Jika ada warga yang lebih dulu menadah airnya, maka kita harus menunggu lagi berjam-jam, sehingga kita bisa giliran untuk menadah lagi air. Begitulah kondisi kita lantaran kesulitan mendapatkan air bersih,” ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com