Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi Parpol di Sulteng Diduga Lakukan Kekerasan Seksual dan Pemaksaan Aborsi, Korban Lapor Polisi

Kompas.com - 26/08/2022, 22:25 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Khairina

Tim Redaksi

 

PALU, KOMPAS.com - Seorang perempuan yang identitasnya disembunyikan mendatangi kantor Polda Sulawesi Tengah, bagian Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Rabu 24 Agustus 2022.

 

Ia  tak sendiri, sejumlah aktivis perempuan yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Untuk Perempuan Sulawesi Tengah (Sulteng) turut mendampingi. 

 

Perempuan muda itu mengadu atas dugaan kasus kekerasan seksual dan tindakan aborsi paksa yang dilakukan pacarnya sendiri. 

Baca juga: Jadi Tersangka Dugaan Kekerasan Seksual, Guru Besar UHO Kendari Akan Diperiksa Senin Depan

 

Kasus ini terjadi di 2020 silam.  Diketahui pacarnya itu merupakan seorang petinggi partai politik di Sulawesi Tengah. Korban akhirnya bersuara setelah penderitaan batin yang dialaminya selama 1 tahun lebih menimpa dirinya. 

 

Juru bicara Jaringan Advokasi Untuk Perempuan Sulteng Fitriani mengatakan, korban berasal dari Kabupaten Toli-Toli. Awal mula kenal dengan pelaku  sejak tahun 2016 silam dalam sebuah organisasi. Kedekatan keduanya terus terjalin hingga tahun 2019 mereka berpacaran. 

 

"Selama berpacaran itulah, korban dan pelaku sudah melakukan hubungan layaknya suami istri. Dari penuturan korban, ia melakukan hubungan layaknya suami istri itu karena dipaksa dan pelaku berjanji akan menikahinya," kata Fitriani.

Baca juga: Gadis Asal Pati Ditemukan Telantar di Rumah Kosong dan Hamil 3 Bulan, Diduga Alami Kekerasan Seksual

 

Atas perbuatan itu, korban akhirnya hamil. Namun sayangnya pelaku tidak bertanggung jawab. Malah meminta korban untuk menggurkan kandungannya yang sudah berusia 4 bulan. Janji menikah pun tak pernah terwujud.

 

Tindakan aborsi paksa pun akhirnya dilakukan di sebuah hotel di Palu. Hanya pelaku dan korban.

 

Pelaku menekan perut korban dengan keras menggunakan tangan. Mulut korban ditutup dengan bantal untuk meredam suara korban saat proses aborsi paksa dilakukan pelaku. 

 

Upaya jahat pelaku berhasil dilakukan. Janin yang umurnya baru 4 bulan itu akhirnya keluar, setelah satu minggu upaya aborsi paksa atau mematikan janin dilakukan. 

 

Ada korban lain

 

Berdasarkan keterangan korban, kasus yang dialami ini juga dialami beberapa perempuan lain yang dikenal korban. Pelakunya dilakukan oleh orang  yang sama.

 

Direktur Lingkar Belajar untuk Perempuan atau Libu Perempuan Sulteng, Dewi Rana mengatakan Korban yang diadvokasi saat ini  berani melapor setelah mendapat pendampingan dari berbagai organisasi. 

 

"Kami berharap keberanian yang dilakukan korban saat ini bisa membuat korban lain berani bersuara. Sampai saat ini sudah ada lima perempuan yang diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan pelaku yang sama,” kata Dewi, Jumat (26/8/2022). 

 

Dewi berharap dengan laporan ini proses hukum berjalan agar koban bisa mendapatkan keadilan.

 

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Bidang Hubungan Masyarakat (Kasubbid Penmas Bidhumas) Polda Sulteng Komisaris Polisi (Kompol) Sugeng Lestari mengatakan kasus dugaan pemerkosaan dan aborsi sudah masuk ke Ditreskrimum.

"Laporannya sudah masuk dan sementara dipelajari untuk menyiapkan tata naskahnya terlebih dahulu. Terkait soal pelakunya apakah orang partai kami belum tahu karena dalam laporan tidak disebutkan," kata Sugeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com