Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Kecakapan Hidup dan Toleransi di Ponpes Nurul Huda Sragen

Kompas.com - 23/08/2022, 23:56 WIB
Khairina

Penulis


SRAGEN, KOMPAS.com-Lapangan sepak bola yang luas langsung menyambut siapa pun yang memasuki kawasan Pondok Pesantren Nurul Huda, Dukuh, Plosorejo, Gondang, Sragen, Jawa Tengah.

Di sebelah lapangan sepak bola, hamparan tanah sedang dikeraskan dan akan dibangun menjadi lapangan parkir.

Uniknya, semua pekerjanya adalah santri di ponpes itu. Mulai dari menguruk sawah, mengangkut pasir, mengaduk semen, dan pekerjaan pertukangan lainnya. Mereka mengerjakannya selepas belajar formal di sekolah.

“Uniknya pesantren ini adalah semua santrinya bisa mengoperasikan backhoe, bisa nukang,” seloroh Lurah Ponpes Nurul Huda Syaikhoni.

Baca juga: Paguyuban Sedap Malam Menghapus Stigma Negatif Transpuan

Di pesantren ini, kini tengah belajar 1.000-an orang santri dengan santri mukim 400 orang. Semua jenjang pendidikan, mulai dari TK sampai SMA ada di pesantren ini.

Uniknya, selain sekolah formal, pesantren ini mengajarkan kecakapan hidup alias life skill.

Santri belajar bertukang, bertani, masak, bengkel, ternak, dan sebagainya. Pesantren ini tak hanya punya sekolah, tetapi juga punya sawah, rumah makan, peternakan, kebun, penggilingan padi, rumah makan, bengkel, dan banyak lagi.

“Pokoknya lulus dari sini itu tidak boleh menyusahkan orangtua, kalau bisa bantu orangtua,” kata Pimpinan Ponpes Nurul Huda Syarif Hidayatullah yang akrab disapa Abah.

Tak hanya mengajarkan kecakapan hidup, pesantren ini juga mendidik santri untuk bertoleransi dan menerima perbedaan.

“Setiap ada haul pesantren, tamu datang banyak sekali, bahkan ada yang dari agama lain,” ujar Syaikhoni lagi.

Sri Riyanto atau akrab disapa Damen (44), pimpinan Paguyuban Sedap Malam mengaku anggotanya ada yang beragama non Islam. Namun, selama ini tidak ada masalah tampil di pesantren.

Baca juga: Ganjar Usulkan Perda untuk Sejajarkan Pesantren dengan Pendidikan Formal

Haul pesantren menjadi acara yang luar biasa besar dan ditunggu-tunggu. Pesantren mengundang berbagai kesenian tradisi seperti lengger Banyumas, gandrung Banyuwangi, wayang, jaipong, dangdut, wayang, dan masih banyak lagi.

Ini belum lagi tokoh-tokoh yang sengaja datang dan para politisi yang juga hadir. Mereka diberi panggung, dipersilakan berbicara di depan umum.

Pesantren bahkan mengundang komunitas kesenian transpuan seperti Paguyuban Sedap Malam untuk bermain sepak bola hiburan bersama para pemimpin kecamatan. Gayeng dan menghibur santri, keluarga santri, dan para tamu yang hadir.

Abah dan pesantrennya tidak takut dihujat karena berani mengundang kelompok yang sering tersisih dan terpinggirkan.

“Kami menerima semua golongan, tidak menghakimi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Regional
Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Regional
Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com