Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Serabi Ngampin, Makanan Ritual Syaban untuk Permudah Cari Jodoh

Kompas.com - 14/08/2022, 18:00 WIB
Dian Ade Permana,
Reni Susanti

Tim Redaksi


UNGARAN, KOMPAS.com - Selama ini serabi Ngampin dikenal sebagai kudapan yang memakai kuah.

Namun siapa sangka, makanan khas yang dijajakan di sepanjang Jalan Raya Bawen-Yogyakarta Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tersebut awalnya tak memakai kuah.

Keaslian serabi tersebut coba kembali diangkat dalam Festival Serabi Klasik Asik yang diselenggarakan di lingkungan RW 3 Lonjong Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Minggu (14/8/2022).

Baca juga: Sambut HUT RI, Wisata Kuliner 100 Pelaku Usaha dan Mama Papua Digelar di Manokwari

Paisah (64), seorang penjual serabi mengatakan, ada perbedaan antara serabi klasik dengan yang dijual saat ini.

"Selain soal kuah dan tidak memakai kuah, soal ukuran juga berbeda. Serabi klasik lebih besar," jelasnya.

Menurutnya, proses pembuatan serabi klasik hanya dibuat pada bulan Syaban.

"Jadi serabi itu hanya dibuat selama tiga hari, tanggal 14 sampai 16 Syaban. Selain itu juga ada ritualnya, yakni ada arak-arakan dari Palagan hingga ke Kali Condong. Mereka lalu melarung bajunya, tujuannya agar gampang mendapat jodoh," kata Paisah.

Baca juga: 12 Makanan Oleh-oleh Khas Solo, Ada Kerupuk Intip dan Serabi

Setelah pulang dari melarung pakaian tersebut, mereka makan serabi untuk melengkapi ritual.

"Saat itu serabinya masih dibungkus daun," paparnya.

Paisah menuturkan, pada 1987, beberapa orang mulai menjual serabi setiap hari.

"Itu diawali bu Rusmi, Yahmi, Suliyem, Rukinem, dan Suni. Ternyata itu mulai ramai dan laku meski dijual setiap hari," beber dia.

Kemudian tahun 1988 dan 1989, mereka mendapat pembinaan dari Himpunan Wanita Karya untuk pengemasan dan pemasaran.

Serta dibuatkan 27 kios, terus berkembang hingga sekarang menjadi 70 kios. 

Menurut Paisah, pembuatan serabi klasik diawali dengan merendam beras, lalu ditumbuk bersama kelapa.

"Kemudian pakai ayakan dihaluskan, lalu diadoni dengan tepung sampai melembung, kasih air hangat, dan siap dibuat serabi. Serabi klasik hanya ada dua pilihan rasa, yang coklat pakai gula aren dan putih rasa gurih. Namun kalau ada permintaan khusus, bisa saya buatkan yang dicampur telur ayam kampung," ungkapnya.

Baca juga: Petis Bumbon, Makanan Legendaris Semarang yang Hanya Ada Saat Ramadhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com