SEMARANG, KOMPAS.com - Inflasi di Jawa Tengah bulan Juli mencapai 4,28 persen. Angka ini turun 0,69 dari bulan Juni lalu yang berada di angka 4.97 persen.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, komoditas yang mempengaruhi inflasi adalah cabai dan bawang merah. Dia meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berjaga-jaga.
"Masih belum merasa aman dengan penurunan yang terjadi. Kita minta TPID berjaga-jaga," jelasnya kepada awak media, Rabu (3/8/2022).
Bersama Bank Indonesia (BI), Ganjar akan melakukan beberapa langkah untuk melakukan intervensi agar tak terjadi inflasi melalui beberapa opsi.
"Volatile food yang kita coba intervensi kemarin,” kata Ganjar.
Selain itu, pihaknya akan menggerakkan BUMD seperti PT Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) Perseroda yang ditugasi public service obligation (PSO) agar meng-cover beberapa komoditas yang berpotensi naik harga.
"Begitu juga terkait potensi kenaikan harga gas dan pupuk," imbuhnya.
Menurutnya, dengan kondisi eksternal dunia yang sedang berubah dalam politik pangan maka Indonesia, terutama Jateng harus melakukan persiapan.
"Dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah memberi instruksi untuk tak ragu intervensi," ujarnya.
Untuk regulasi juga disesuaikan khususnya untuk menyikapi kondisi VUCA (volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang sedang terjadi.
"Selain oprasi pasar kita juga akan intervensi produk bawang putih," lanjutnya.
Dia menyebut, bawang putih termasuk komoditas rentan yang produksinya masih kecil. Selama ini, kebutuhan bawang putih masih banyak impor.
"Kondisinya saat ini produksinya kecil tapi impornya tinggi," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.