Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Harga Rumah di Bandung, Jakarta, dan Denpasar Lebih Tinggi dari New York, Singapura, dan Tokyo, Apa Solusi Pemerintah?

Kompas.com - 07/07/2022, 10:22 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan bahwa harga rumah di Indonesia, khususnya di perkotaan semakin mahal.

"Persoalan papan (rumah) menjadi tantangan bagi Indonesia yang masih membutuhkan jawaban ekstra luar biasa dari semua stakeholder," kata Sri Mulyani dalam Securitization Summit 2022, di Jakarta, Rabu (6/7/2022), dikutip dari channel YouTube PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Dia mengungkapkan, kondisi ini bahkan membuat banyak generasi muda yang baru saja berumah tangga lebih memilih tinggal dengan mertua atau menyewa rumah akibat kemampuan daya beli properti yang rendah.

Baca juga: Tanggapi Sri Mulyani, Dedi Mulyadi: Cara Pandang Kehutanan Jangan Sempit Sebatas Jual Kayu

"Kalau mertuanya punya rumah juga, kalau mertuanya tidak punya rumah tentu jadi masalah yang lebih lagi, jadi menggulung per generasi," ujar Sri Mulyani.

Selain persoalan daya beli masyarakat, menurut Sri Mulyani, dari sisi produsen atau suplai pun memiliki permasalahan.

Dia menjelaskan, biaya untuk membangun rumah semakin mahal, terutama karena harga tanah yang selalu meningkat khususnya di perkotaan dan bahan baku pembuatan yang terus naik.

Tak hanya itu, gejolak global berupa meningkatnya suku bunga juga memberi implikasi terhadap sektor perumahan.

Baca juga: Disebut Lelet oleh Sri Mulyani, Pemkot Bandung Janji Maksimalkan Belanja Infrastruktur di Triwulan Ketiga 2022

"Beli rumah mortgage time-nya 15 tahun, di awal hanya berat di suku bunga, principle-nya di belakang. Dengan price rumah dan interest rate yang cenderung naik dengan inflasi tinggi maka masyarakat semakin sulit membeli,” jelasnya.

Harga rumah di Bandung, Jakarta, dan Denpasar

Tingginya harga rumah layak huni di Indonesia, khususnya di area perkotaan, memang telah lama menjadi masalah. Bahkan, rasio harga rumah di kota-kota besar di Indonesia lebih tinggi dibandingkan sejumlah kota besar di dunia.

Seperti diberitakan Kompas.com pada Jumat (15/10/2021), Direktur Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti dalam diskusi virtual Indonesia Housing Forum, Kamis (14/10/2021), saat itu menyampaikan bahwa harga rumah di Bandung, Jakarta, dan Denpasar lebih mahal dibandingkan di New York, Singapura, dan Tokyo-Yokohama.

""Rasio harga rumah terhadap pendapatan di kota-kota besar dunia menunjukkan bahwa kota-kota di Indonesia memiliki rasio yang melebihi New York, Tokyo, dan Singapura," kata Virgi.

Baca juga: Warga hingga Menkeu Sri Mulyani Duduki Tugu Titik Nol Geodesi IKN Nusantara

Berdasarkan data Kondisi Perumahan Perkotaan 2020, Bandung memiliki rasio 12,1, Denpasar 11,9, dan Jakarta 10,3. Sedangkan New York hanya 5,7, Singapura 4,8, dan Tokyo-Yokohama 4,8.

Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tentu tidak dapat membeli rumah di area perkotaan, sehingga mereka memilih tinggal di rumah yang murah, overcrowded, atau perumahan informal yang mungkin kualitasnya tidak baik.

Akibatnya rumah tangga yang tinggal di rumah tidak layak huni (RTLJ) masih terhitung tinggi yakni 36,76 persen.

Rumah tangga perkotaan yang tinggal di rumah dengan banyak anggota keluarga atau overcrowded sebesar 9,24 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com